Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 28)

19 Desember 2022   11:47 Diperbarui: 19 Desember 2022   12:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setelah dipikir-pikir ... oke, deh." Dengan lompatan besar, dia berlari ke arah kedua temannya.

Miko tiba-tiba terpeleset, dan jaring mulai terkoyak, sebagian lepas runtuh. "Tunggu.! Tiga gajah nggak bisa menumpuk di jaring laba-laba."

Tiwi merasa tenggelam, dia terpeleset saat benang-benang terentang sentimeter demi sentimeter, menjatuhkannya ke jutaan penyerang bermata kancing hitam, seperti film horor jelek. Membeku, mata terbelalak, denyut nadinya melonjak setiap detik.

Apa yang merasukinya untuk memanjat jaring laba-laba langsung masuk perangkap seperti burung-burung kecil tadi? 

Mungkin bisa mencoba mencapai pohon itu. Tapi bukankah laba-laba akan mengikuti mereka ke sana? Lagi pula, di situlah dia pertama kali melihat serangga raksasa itu.

Zaki sedang memanjat beberapa meter darinya ketika benang putus, membuatnya jatuh ke tanah, mendarat di punggungnya sambil erangan. Jantung Tiwi melompat ke tenggorokan saat laba-laba menerkamnya. Dia mengabaikan ketakutan yang melanda dan memaksa diriku untuk kembali turun.

"Tiwi, tunggu!" teriak Miko, meraih lengannya. "Lihat, laba-laba menjauh dari Zak, seperti dia bawa penyakit atau wabah. Lihat!"

Tiwi mencondongkan tubuh ke depan untuk menatap wajah Zaki.

Zaki menghela napas panjang. Laba-laba mundur dan menciptakan zona penyangga di sekelilingnya.

"Miko bener," kata Zaki. "Balik ke sarang kalian!"

Tiwi menggigit bibir saat melihat Zaki beraksi. Ke mana pun dia melangkah, laba-laba segera berlari mundur, seolah dia adalah Musa yang membelah laut hitam yang hidup. Seakan-akan dia membawa kaleng semprotan anti serangga yang tak terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun