Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 25)

8 Desember 2022   18:02 Diperbarui: 8 Desember 2022   18:05 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teriakan Zaki dan Miko bergema di hutan.

"Tiwi? Tiwiii! Lu nggak apa-apa?"

Dia baru saja membuka mulut hendak menjawab ketika sesuatu menggelitik rambutnya. Melihat ke atas, Tiwi menjerit melepaskan isi paru-parunya. Beberapa kaki berbulu berkedut perlahan. Delapan mata manik-manik melotot mengancam, dan capit raksasa bergoyang.

Laba-laba itu sangat besar, seukuran bola basket. Sekilas Tiwi memikirkan nama latin yang pantas, Arachnida godzilla.

Saat hewan yang tadinya hanya ada dalam kisah Harry Potter itu meluncur ke depan, Tiwi tersentak, mendorong sikunya ke belakang hingga punggungnya membentur batang pohon.

Sambil memekik saat laba-laba raksasa itu mendesis dan melesat ke arahnyau, rahangnya yang lebar hanya berjarak beberapa sentimeter  dari wajahnya. Tiwi berbalik dan menyambar sebatang tongkat dan kemudian menusukkannya ke atas, tepat ke perut buncit dari makhluk berkaki delapan itu. Tiwi tak pernah menyakiti makhluk apa pun, tapi dia juga tidak akan membiarkan makhluk itu menancapkan taring raksasanya ke dadanya.

Cairan hijau panas keluar dari luka laba-laba dan memercik ke wajah Tiwi. Bau busuk amonia menyerang  dan Tiwi menutup hidung dan mulutnya dengan tangan sambil terbatuk-batuk. Kalau saja dia berada dekat air dan sabun mandi atau apa pun untuk menghilangkan cairan laba-laba dari tubuhnya.

Miko dan Zaki datang menerobos semak-semak pakis. Tiwi melompat berdiri dan matanya menatap Miko. Perutnya bergejolak.

Astaga! Aku akan muntah tepat di kaki mereka! Apa yang akan Miko pikirkan? Pikirnya.

Miko menyeringai. "Sepertinya lu nggak butuh bantuan."

"Ya." Menarik napas panjang, Tiwi mencengkeram tongkatnya erat-erat, berjaga-jaga jika laba-laba itu kembali untuk ronde kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun