Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 23)

4 Desember 2022   21:10 Diperbarui: 4 Desember 2022   21:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil tersenyum, Tiwi melingkarkan lengannya di pinggang Miko dan mendongak. "Oh, so sweeet."

Miko tersenyum, melingkarkan lengannya di bahu gadis itu. Dia kembali meneguk air kelapa lalu menyerahkannya kepada Tiwi. "Haus?"

"Kamu bercanda? Aku akan menghabiskan semuanya sekali teguk."

Mikeotertawa. "Sisain buat Zaki."

Tiwi menelan air kelapan seteguk dan wajahnya berubah masam. "Eeewww. Pahit!"Lalu menyodorkan buah kelapa di tangannya ke Zaki.

"Yang cokelat tua emang gitu."

Miko memegang batang kelapa dengan kedua tangan. "Gue mesti goyang yang kenceng biar yang hijau jatuh. Yang muda jauh lebih manis dan airnya lebih banyak."

Zaki menyesap air kelapa di tangannya, dan mendongak. "Kita mungkin perlu mendirikan tenda kalau bantuan tidak datang dalam beberapa jam."

"Tunggu ... maksudmu, seperti, bermalam? Di sini? Di pantai pulau terpencil?" Perut Tiwi bergolak. Dia memandang ke arah ombak yang menghantam pantai. "Di tempat dengan dua matahari seperti film fiksi ilmiah? Dengan serangga besar yang terbang di sekeliling kita? Tidak mungkin, Zak!"

Zaki menyentuh bahu Tiwi dan menatapnya dengan lembut. "Terpaksa. Nggak ada pilihan lain, Wi."

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun