Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 15)

16 November 2022   19:00 Diperbarui: 16 November 2022   19:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Jejak gelembung udara meletus ke permukaan. Melihat tubuh Miko yang atletis dan kecokelatan menghilang di kedalaman, Tiwi menggigit bibirnya pertanda khawatir yang dalam.

"Kita harus menyusul Miko," katanya menatap Zaki, menunggu jawaban.

"Dengar, kita hanya akan menghalangi. Miko adalah kesempatan terbaik kita untuk menemukan jalan keluar."

Gadis itu menatap jaket pelampung Miko yang terombang-ambing di riak permukaan air. "Bagaimana jika air berubah menjadi warna gelap? Dia akan buta seperti axolotl, kelelawar, dan teripang digabung menjadi satu."

Tatapan Zaki tertuju padanya. "Ini baru tiga puluh detik. Jika ada yang bisa melakukan ini, sudah pasti Miko. Ingat, dia adalah free diver yang berpengalaman. Dia sudah menyelam selama berapa tahun, ingat?"

Tiwi berharap Zaki benar, tetapi entah bagaimana kata-kata Zaki gagal meyakinkannya. Dia duduk di batu di dekatnya dan memejamkan mata, menunggu Miko muncul kembali.

Detik demi detik perlahan berlalu. Pada saat lima menit terlewati, dia tak tahan lagi, menggigiti ujung jaket pelampungnya. Permukaan air tetap tenang, tidak ada riak atau gelembung yang terlihat.

Di mana Miko?

Dia berdiri dan mengintip ke dalam air.

"Apakah menurutmu dia baik-baik saja?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun