"Gue bercanda," katanya. "Bisa jadi ikan, dan jika itu masalahnya, mereka pasti datang dari suatu tempat. Mungkin kita bisa berenang keluar dari sini seperti pasukan katak."
Tiwi menyibak sehelai rambut panjang dari matanya dan menghela napas. "Kita bukan Navy SEAL, Mik. Tapi aku mengerti maksudmu."
"Ide bagus," kata Zaki. "Gue setuju."
Tiwi mengangguk. "Aku juga. Mari kita lakukan. Mik. Kamu yang memimpin."
Dia mengangkat tangan. "Tunggu. Kapan kalian berdua pernah belajar menyelam?"
Kening Zaki berkerut. "Belum pernah, sih, tapi---"
"Kalau begitu keputusannya jelas." Bibir Miko mengembang menjadi senyuman lebar. "Karena gue yang bisa tahan napas selama lima menit, gue yang nyari jalan keluar di bawah sana."
Tiwi menyesali keputusannya untuk keluar dari kursus renang sinkronisasi tahun lalu. Dia menghela napas mengingat situasi memalukan ini. Tapiitu kan Cuma senam, aerobik, dan balet yang digabungkan menjadi satu. Butuh kekuatan fiksi, kelenturan, dan pengaturan waktu yang tepat sambil menahan napas---dan juga tersenyum. Waktu itu dia menelan air dalam jumlah banyak dan pasti tidak akan banyak membantu Miko.
Zaki memotong pikirannya. "Miko bener. Dia yang paling berpengalaman dari kita bertiga. Dia yang pergi."
Zaki berputar di air untuk menghadap Miko. "Jangan ada aksi gila, oke?" Lalu menepuk pundak Miko. "Hati-hati dan cepat kembali, bro."
Miko menunjuk dirinya sendiri dan tertawa. "Gue? Aksi gila?" Dia memutar bola matanya. "Nggak pernahlah."