Di Rusty Mercenary yang terletak di jalan Kemang Timur tampaknya menyediakan segalanya kecuali kompor dapur. Ada peluru tank, jerigen, walkie-talkie, pistol dan senapan replika (aku berasumsi semua adalah replika), buku-buku militer dan apa saja yang mungkin selamat keluar dari medan perang.
Aku menyadari bahwa datang ke toko ini akan memakan waktu cukup lama, tetapi setelah melihat alamat di paket di mobil Nyonya Ria, aku memutuskan untuk menindaklanjutinya. Aku mengamati pengatruran yang membingungkan di jendela etalase toko. Tepat di depan ada beberapa radio militer yang telah diperbaiki.
Tuan Syarif bercerita bahwa benda-benda yang dia kumpulkan, termasuk radio apa pun seperti yang di etalase toko itu dapat diperbaiki olehnya. Semuanya menunjukkan pengerjaan indah yang sama dan perhatian yang cermat terhadap detail. Aku memutuskan bahwa itu pantas untuk dicoba.
Pria di belakang konter datang ke arahku. "Ya, Pak?" katanya. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku tertarik dengan Perang Trikora, khususnya Pertempuran Teminabuan," kataku.
"Oh, ya, Pak?"
"Aku kolektor militaria pertempuran," kataku.
Pria itu mengangguk dan memberiku senyuman yang berarti. Kemudian dia membuka laci di bawah konter dan mengeluarkan sebuah amplop kecil, yang dia berikan kepadaku. "Anda datang tepat waktu," katanya. "Baru datang tadi pagi."
Aku duduk di mobilku dan merobek amplop itu. Di dalamnya ada foto kecil tapi sempurna. Setiap detail kaleng tembakau di apartemenku direproduksi dengan tepat: bagian luar depan dan belakang, dan bagian dalam.
Segera setelah sampai di apartemen, aku menelepon Ratna Dadali dan mengatakan bahwa aku harus segera bertemu dengannya.