"Tidak, aku tidak tahu."
Dia tiba-tiba mendekati mejaku dan bersandar. Wajahnya sangat dekat dengan wajahku.
Dia berkata dengan lembut, "Apa yang terjadi dengan Sambadi Lambo?"
***
Aku sampai pada kesimpulan bahwa satu-satunya orang yang benar-benar bisa membantuku adalah Nyonya Ria. Jelas bahwa dia telah menulis catatan yang mengatakan bahwa Diego tidak mati, dan bahwa ada hubungan antara si anak kecil Kartika dan fakta bahwa pelaut Kuba itu telah menggumamkan nama 'Kartika' berulang-ulang sebelumnya. dia meninggal.
Nyonya Ria-- Diego -- Kartika.Â
Pasti ada hubungan di antara mereka.
Aku sempat berpikir bahwa Dr. Nasir Didi akan dapat menjelaskan misteri itu, tetapi dia tidak membantu sama sekali. Jelas dia mengira aku gila karena mengatakan bahwa Diego tidak mati. Dokter telah mengamati selama saat-saat terakhir Diego dan telah menyatakan kematiannya. Sekilas, perasaan Dr. Nasir tentang masalah ini sangat bisa dimengerti. Tidak ada dokter yang mau menerima teori bahwa dia telah menyebabkan seseorang dikubur hidup-hidup.
Aku memutuskan bahwa pesan Nyonya Ria hanya bisa berarti satu hal: bahwa orang yang meninggal di Anyer bukanlah Diego. Tapi ini tampak sama tidak masuk akalnya karena Kapten Ernesto telah mengidentifikasi mayat itu.
Pikiranku beralih ke preman yang menyebut dirinya Kujang. Dia jelas tahu di mana David berada dan telah melakukan yang terbaik untuk menyingkirkanku dari jejaknya. Kujang tahu siapa yang membunuh Sambadi. Memang mungkin juga dia yang melakukannya sendiri. Kujang bekerja untuk seseorang yang tahu di mana David berada dan mereka (siapa pun 'mereka') siap melakukan apa saja, termasuk membunuh, untuk merahasiakan keberadaannya.
Joko telah memberiku tugas untuk menemukan David, tapi David Raja Halomoan jelas sekali tidak ingin ditemukan.