Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 41)

25 Oktober 2022   15:30 Diperbarui: 25 Oktober 2022   15:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, sayang?" sapanya.

Aku memesan secangkir teh dan Mak Ema menyibukkan diri di teko. Dia mendorong cangkir ke arahku dengan ibu jari kotor di piring teh, menumpahkan sebagian isinya. Kemudian mengulurkan lengannya yang gemuk dan berbuku  menyodorkan mangkuk gula ke arahku.

Aku menyesap teh. Jelas telah diseduh selama berjam-jam.

"Sepi sekali di sini," komentarku.

"Kita bikin ramai nanti, sayang," katanya. "Makin malam makin rame."

Aku melihat sekeliling untuk memastikan tempat itu memang kosong, lalu bertanya ragu-ragu, "Aku ingin tahu apakah Mak bisa menolongku?"

Dia mengedipkan matanya genit yang membuatku menggigil jijik.

"Dengan senang hati menolong laki-laki, dong," jawabnya.

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun