Chintami mengetuk meja, membuat dia kembali meluruskan kepalanya ke depan.
"Wat is er mis?"Â Chintami berbisik.
Citraloka melihat sekeliling. "Ada yang salah," jawabnya pelan.
Chintami mengepalkan tangan. "Ada yang datang?"
Citraloka menatap seorang pria yang melewati meja mereka. "Di mana kamu menemukan restoran ini?"
Chintami mengangkat bahu. "Ekke baca iklan di koran di toko. Ik snap het niet, Wat is er mis? Citra, bicara padaku."
Citraloka menatap Chintami.
Dan mendadak dia mengerti.
"Tapi...," Chintami tergagap, "kita tidak berlangganan koran. Jij mengancam bocah laki-laki yang dulu mengantar --"
"Bukan ada yang datang," kata Citraloka sambil berdiri. "Dia sudah ada di sini. "
Chintami juga berdiri dan kemudian, seluruh restoran membeku. Orang-orang berhenti makan. Para pelayan mematung di antara meja dan kursi dengan makanan di tangan mereka. Para koki juga membeku di depan kompor. Bahkan nyala api berhenti.