Aku berbalik menghadap Sambadi. "Jadi itu sebabnya kamu mengambil dompetku."
Sambadi mengangguk. "Aku sudah memeriksa dengan garasi dan menemukan bahwa tiket itu untuk mobil David."
Aku ingat mobil David BMW 532i. David ingin menukarnya dengan Mercedes Benz E63 AMG dan memasukkannya ke dalam pengeluaran untuk keperluan pajak penghasilan, tapi aku berhasil mencegahnya.
"BMW 532i?" tanyaku.
"Benar," kata Sambadi. "Ditinggalkan di garasi dengan kuncinya lebih dari seminggu yang lalu. Awalnya dibiarkan hanya untuk satu malam, kemudian pemilik menelepon garasi untuk mengatakan itu tidak akan diambil selama seminggu atau lebih. Mereka yang di garasi tidak kenal David. Yang jadi pegangan mereka adalash siapa yang memegang tiket. Kamu punya tiketnya maka kamu berhak mengambil mobilnya."
Aku melihat tiketnya. "Begitu," kataku perlahan.
"Teori kami adalah bahwa Diego memiliki tiketnya, untuk berjaga-jaga jika ada yang tidak beres dan David tidak muncul di Anyer."
"Dengan kata lain," Joko menjelaskan, "kami berpikir Diego memiliki perjanjian dengan David jika David tidak muncul, Diego akan datang ke Jelambar dan mengambil mobilnya."
"Dan mobil itu akan membawanya ke David?" aku bertanya.
"Tepat sekali," kata Sambadi.