Aku senyum masam. "Sepertinya tidak," kataku. Aku menoleh ke Joko. "Apakah semua karyawan di sini harus jago mencopet?"
"Ada beberapa yang lebih baik dari raja copet Tanah Abang," Jawab Joko enteng. "Tapi Sambadi adalah pendekar jari seribu dan kalau tidak menjadi agen pemerintah mungkin akan mendirikan Akademi Copet Asia Tenggara dengan dukungan departemen ini."
Dia berubah serius, "Saya berharap Anda berpikir kami tidak bermaksud jahat, Tuan Handaka."
"Aku mengaku bahwa aku agak bingung," kataku. "Tepatnya mengapa mengundangku ke sini sore ini?"
"Kami sudah memberi tahu Anda alasannya," kata Joko pelan. "Kami ingin Anda menemukan David Raja untuk kami."
"Tapi David Raja belum menghilang!" seruku.
Joko mengangkat alis. "Benarkah?" katanya. "Semuanya sepertinya menunjukkan bahwa dia sudah tak pernah muncul lagi di muka bumi." Dia menatapku dengan tatapan dingin.
"Yah," kataku lemah, "maksudku, dia memang baru saja menghilang entah kemana. Tentu saja, kamu tidak mengenal David Raja seperti aku mengenalnya. Hal semacam ini biasa terjadi sepanjang waktu ketika kami berbisnis bersama. Aku memang sering tidak pernah tahu di mana dia. Dia akan muncul cepat atau lambat."
"Kami tidak ingin mendapatkan dia cepat atau lambat," kata Joko dengan tenang. "Kami menginginkan dia sekarang."
"Sudahkah kamu mencoba menemukannya?" tanyaku.
"Belum."