"Hahaha, lihat, tuh. Anak kecil aja bisaan ngajarin lu pegimana jadi perempuan yang bener," kata Linggis dan terkekeh, menenggak sisa minuman dari botol ke mulutnya.
Lola mengangkat tangannya dan menampar Linggis. Bunyi tamparan itu terdengar nyaring, bergemuruh keras.
Plaaak!Â
Tamparan itu mendarat di pipi lelaki yang mabuk itu.
Linggis jatuh terkapar di atas rumput seperti pohon akasia yang roboh ditiup angin kencang, dengan mulut mencium rerumputan.
"Gue tabok lu sekali lagi, kagak bakalan lu bisa bangun, bencong!" ujar Lola.
"Astaga!" ucap Tiur dan menutup mulutnya dengan telapak tangan agar tidak membuat Lola marah. Dia bergegas ke arah Suti.
Umur Lola tujuh belas tahun, tapi dia satu kelas dengan Tiur. Lola menjadi penindas teman-temannya di sekolah. Mereka semua takut padanya.
Umur tujuh belas tahun di bangku kelas sembilan SMP. Tubuhnya kekar dan tidak ada yang berani mendekatinya. Temannya hanya sedikit dan takut kepadanya. Dulu dia pernah membuat seorang kakak kelas masuk rumah sakit karena koma, membuat semua anak lain takut padanya. Setelah diskors selama seminggu, dia kembali ke sekolah. Mereka yang dulunya memandangnya sebelah mata, mulai memberinya penghormatan yang pantas dia dapatkan.
Suti lari dengan cepat menghindari tatapan marah Lola yang masih mengomel tak terkendali.
Rano keluar tidak lama kemudian untuk menegur Suti dan bertanya apa yang membuatnya berlama-lama di luar.