Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 15)

20 September 2022   14:45 Diperbarui: 20 September 2022   20:17 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak masalah, pikirnya. Dia akan membawa mobil Kuntum sebagai gantinya. Bukannya dia suka, tapi setidaknya ada gantinya. Awang benci mengendarai mobil istrinya. Proton Kancil tua bukanlah gayanya dan tidak akan pernah menyukainya. Melaju lebih lamban daripada tapir lamanya. Orang menyangka kucing akan lebih lincah dibandinkan tapir, tapi jelas bukan itu masalahnya. Meski begitu, Kancil masih hidup seperti biasanya, dan Awang memundurkannya keluar dari garasi.

Melirik ke rumah, dia melihat bayangan Kuntum melintas di jendela dapur. Alkohol telah mengacaukan otaknya, dan jelas dia kehilangan kendali atas indranya. Kuntum telah membawa mobilnya, jadi mustahil dia berada di rumah.

Sambil mengemudi, pikirannya kembali ke tadi malam. Bagaimana dia bisa begitu mabuk? Dia tahu semua fisiologi di balik tingkat toleransi, tapi itu tidak cukup untuk menjelaskan tadi malam. Melewati Kedai Tuak Sedar Jiwa, sesuatu otaknya berdering. Mercedes biru laut miliknya terparkir di pinggir jalan.

Aku lebih mabuk daripada yang kupikirkan semalam. 

Mengingat betapa parahnya dia saat pengar, Awang tahu bahwa 'lebih' masih terlalu sedikit.

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun