Di pinggiran batas luar Taluk Kuantan yang telah menjadi tempat pembuangan sampah, Bagas Buwana berjalan keluar dari pintu depan gubuknya menuruni tangga kayu yang lapuk.
Ini akan menjadi hari yang menyenangkan, pikirnya. Dia bisa tahu hanya dengan tidak adanya bau busuk di udara. Biasanya, dia disambut oleh aroma anyir sampah dari halaman depan gubuknya, tetapi tidak hari ini. Itu membuat hari itu menjadi hari yang baik di matanya. Jika dewa angin berbaik hati untuk meniupkan bau tidak sedap menjauh dari tempat tinggalnya, tidak ada yang tahu apa yang bisa terjadi hari itu.
Mengeluarkan sepeda tuanya dari semak yang berfungsi sebagai sandarannya, Bagas berlari pendek lalu melompat ke atas sadel seperti menunggangi kuda yang sedang berlari. Sesaat kemudian dengan meliuk-liuk, dia dalam perjalanan menuju pejabat surat kabar untuk mengambil antaran hariannya. Hari ini adalah hari pembayaran, dan itu berarti uang di sakunya.
Biasanya, hari itu menjadi hari yang menyebalkan karena orang yang ditagih tidak ada di rumah atau tidak meninggalkan uang seperti yang semestinya. Pada saat yang sama, itu adalah satu-satunya sumber pemasukan yang dia punya, dan rasanya menyenangkan memiliki beberapa dirham di sakunya.
Menjalankan rutenya, angin yang bertiup di wajah bocah berusia sebelas tahun membuatnya terjaga lebih dari apa pun. Sekolah berjalan jauh lebih baik setiap hari. Nilai-nilainya adalah buktinya. Sejak dia mulai bersekolah, orang tuanya telah mendorongnya untuk melakukan yang terbaik yang dia bisa. Tapi ayahnya telah meninggal dalam kecelakaan mobil dua tahun lalu, dan kini dia tinggal bersama ibunya. Kematian ayahnya sangat berat baginya, dan dia berharap keadaan tidak akan menjadi lebih buruk lagi. Melihat jenazah ayahnya di peti mati telah membuatnya susah tidur selama satu tahun. Dia menjalani kehidupan seperti mayat hidup, bahkan lebih lama dari itu. Dia tidak ingat kapan dia akhirnya kembali normal, tapi dia tahu satu hal yang pasti: orang mati membuatnya takut, dan dia tidak pernah ingin melihat orang mati sedekat itu lagi.
***
Menjelang siang, Awang akhirnya mandi, berpakaian, dan keluar dari pintu belakang menuju mobilnya. Seharusnya dia menghabiskan sepanjang hari beristirahat. Kepalanya masih belum sepenuhnya normal dan kembali ke klinik setelah kecelakaan mungkin terlalu dini. Tetapi mereka telah menghabiskan uang yang tidak mereka miliki, tekanan ekonomilah yang memaksanya kembali bekerja.
Lagi pula, dia bisa melakukan sebagian besar pekerjaannya dengan autopilot saat ini, bahkan setelah kecelakaan. Pemeriksaan rutin, radang telinga, dan radang tenggorokan adalah penyakit umum yang mengisi pundi-pundi dokter keluarga.
Awang terhenyak berdiri di depan pintu garasi yang terbuka.
Di mana mobil sialan itu? Kuntum pasti membawanya saat dia mandi.
Tidak masalah, pikirnya. Dia akan membawa mobil Kuntum sebagai gantinya. Bukannya dia suka, tapi setidaknya ada gantinya. Awang benci mengendarai mobil istrinya. Proton Kancil tua bukanlah gayanya dan tidak akan pernah menyukainya. Melaju lebih lamban daripada tapir lamanya. Orang menyangka kucing akan lebih lincah dibandinkan tapir, tapi jelas bukan itu masalahnya. Meski begitu, Kancil masih hidup seperti biasanya, dan Awang memundurkannya keluar dari garasi.
Melirik ke rumah, dia melihat bayangan Kuntum melintas di jendela dapur. Alkohol telah mengacaukan otaknya, dan jelas dia kehilangan kendali atas indranya. Kuntum telah membawa mobilnya, jadi mustahil dia berada di rumah.
Sambil mengemudi, pikirannya kembali ke tadi malam. Bagaimana dia bisa begitu mabuk? Dia tahu semua fisiologi di balik tingkat toleransi, tapi itu tidak cukup untuk menjelaskan tadi malam. Melewati Kedai Tuak Sedar Jiwa, sesuatu otaknya berdering. Mercedes biru laut miliknya terparkir di pinggir jalan.
Aku lebih mabuk daripada yang kupikirkan semalam.Â
Mengingat betapa parahnya dia saat pengar, Awang tahu bahwa 'lebih' masih terlalu sedikit.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H