"Luar biasa. Pastikan kau membayangi tawaran yang real. Pada saat berhasil masuk, dia dibayar tanpa akses kontrol, itu akan membawanya 15 menit untuk mendaftarkan keluhan, 10 menit untuk diproses dan dua jam sebelum mereka melakukan apa-apa, jadi...."
Skybozz menunggu jawaban.
"Jadi," kata Bjorn tanpa basa-basi, "dalam waktu sekitar dua jam, aku memberinya kendali atas drone-nya untuk menutup bokongnya."
"Bingo! Perusahaan akan memberinya akses diskon untuk durasi dan kau mungkin bisa lolos dengan membayangi tiga hingga empat kali lagi sebelum mereka menduga kalau mereka diretas. Lagi pula, bencana apa kali ini?"
"Sesuatu yang besar. Terlihat kurang seperti kecelakaan lalu lintas, lebih seperti.... Astaga! Ini bencana besar!"
Bjorn bagai mendapatkan lotere.
Drone bencana ada di seluruh planet ini, di setiap kota besar, bergantung seperti kelelawar di cabang logam tiang besar, menunggu isyarat bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi.
Ketika bencana melanda, drone dengan pesan sponsor meluncur dan merekam semuanya, dikemudikan oleh pelanggan yang menginginkan kontrol pengamatan. Hak atas rekaman sering dimasukkan ke berita, tetapi kebanyakan hanya akun media sosial pribadi yang membutuhkan 'suka' dan komentar. Bencana keren untuk ditonton dan dengan drone untuk dikendalikan, orang bisa menjelajahi segalanya, mulai dari kecelakaan kereta api hingga serangan terror dari ruang keluarga mereka yang aman dan sejuk.
Bjorn mencatat drone-nya dan pada proyeksi dinding di depannya, pandangan kamera di suatu tempat di Indonesia menjadi dunia barunya. Drone sudah diminta untuk mengudara, jadi dia mengalihkan kontrol ke papankunci.
Ada bendungan di depan, dinding beton melengkung yang besar. Di belakangnya, permukaan hamparan air yang luas serupa cermin.
"Bjorn, aku terhubung ke feed dan programmu, tetapi kau terlalu cepat mendahului pelanggan utama. Kamu perlu waspada jika ada kecurigaan."