"Teman-teman sekelas bergosip bilang kamu suka cari perhatian, tapi aku bilang tidak benar dan terbukti kalau kamu memang pinta setelah hasil ujian akhir semester," katanya dengan sangat serius.
"Oh, begitu?" Rano bertanya retoris sambil menyeringai.
Gadis itu menepuk paha Rano segera setelah dia melihat salah satu teman sekelas datang ke arah mereka. Berdiri dengan cepat, dia membersihkan pasir di pantatnya, melambai pada Rano dan pergi.
Dia senang seseorang telah melihatnya bersamaku, dan akan membual bahwa aku adalah teman baiknya, pikir Rano sambil tersenyum.Â
"Oh, jadi mereka mengira Abang bodoh dan Abang mengejutkan mereka ketika hasil ujian semester diumumkan?" Suti bertanya.
"Abang rasa begitu. Mereka kaget Abang ranking dua. Tapi Abnag harus bisa mengalahkan Anhar. Mama tidak akan bangga kalau ranking Abang turun dibandingkan di sekolah dulu. Dan waktu ABang tahu betapa hebatnya Anhar, Abang memutuskan untuk menjadi temannya. Tadi Abang mentraktir Anhar bakso waktu jam istirahat dan kami sekarang berteman."
"Oh, senangnya kahirnya Abang punya teman juga," ledek Suti.
Rano tertawa dan menepuk pundak Suti. Suti menjauh menghindari tangan Rano tapi tak urung jari Rano menyentuhnya dengan lembut.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H