Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 8)

12 September 2022   20:47 Diperbarui: 12 September 2022   20:58 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami telah melakukan semua yang kami bisa," kata Dr. Nasir dengan suara kalah.

"Apakah dia tidak siuman sama sekali?" tanya Danar.

"Tidak. Saya telah memberinya suntikan dan ... yah, sejujurnya, saya harap dia lebih baik jangan siuman. Dia benar-benar lebih baik dengan kondisi sekarang."

Danar mengangguk mengerti. "Sebaiknya Anda minum untuk menenangkan diri, Dokter," katanya.

"Tentu," kata Dokter. "Secangkir Irish Coffee boleh juga, terima kasih."

Danar menuangkan kopi dari mesin espresso dan mengeluarkan botol kecil. Cangkir dokter mengepulkan uap dan aroma wiski yang menggoda.

"Saya hanya menyesalkan bahwa itu harus terjadi di sini," lanjut Dr. Nasir. Dia tersenyum hangat pada Kirana. "Untung saya dibantu olehmu. Saya tidak bisa memiliki asisten yang lebih profesional, bahkan di rumah sakit."

Kirana menatapku sekilas. "Saya tidak terlalu profesional tadi malam," katanya dengan nada meminta maaf, "Saya merepotkan sampai merepotkan Tuan Handaka."

Dr. Nasir menatapku dengan penuh tanya.

"Aku tidak berbuat banyak. Kirana membangunkanku tadi malam dan memintaku pergi menemui Diego. Dia agak ketakutan. Kupikir dia mungkin akan melakukan kekerasan."

"Saya yang konyol," kata Kirana. "Saya sedang menjaganya sepanjang malam dan tiba-tiba dia membuka matanya dan mulai bicara."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun