Anak panah salah kaprah
Ternyata biang keroknya ada pada tanda anak panah '-->'!
Silakan perhatikan dengan SEKSAMA gambar yang merupakan cuplikan dari bagian PETUNDJUK Kamus Umum Bahasa Indonesia Tjetakan ke 2, 1954.
Â
Dari sini, jelas sekali bahwa tanda panah dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta menunjukkan variasi pengucapan/penulisan kata dengan arti yang sama (sinonim), bukan menyatakan satu kata BAKU dan yang lainnya BUKAN BAKU.
Sayangnya, pada edisi-edisi Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, PETUNDJUK yang berkaitan dengan tanda panah tersebut tak lagi disertakan. Akibatnya, terjadi 'skandal kata baku dan tidak baku'Â oleh para penyusun KBBI yang tidak paham pada dinamika berbahasa, terutama bahasa Indonesia.Â
Pada KBBI, anak panah '-->' dipakai sebagai penanda untuk rujuk silang bagi kata lema yang tidak disarankan pemakaiannya, yang merupakan bentuk varian kata lema yang ejaannya dianggap baku.Â
Siapa mereka yang menentukan 'napas' bentuk baku dari 'nafas'? 'Saksama' bentuk baku dari 'seksama'? Lahirnya kapan? Apa sudah pernah membaca Kamus W.J.S. Poerwadarminta? Nonton film Meriam Bellina?
Kesimpulan dan Saran