Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembohong

4 April 2022   06:00 Diperbarui: 4 April 2022   06:23 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali waktu hiduplah seorang pembohong. Pembohong itu berbohong tentang segalanya. Dia berbohong bukan karena karena pilihan. Jika dia diberi pertanyaan, dia akan menjawabnya dengan kebohongan. Hanya itu satu-satunya cara dia.

Seperti yang dapat kamu bayangkan, hal itu membuat hidup si Pembohong lebih rumit dari yang seharusnya. Ketika dia masih kecil, dia hanya makan makan malam favoritnya sekali. Ibunya benar-benar berpikir bahwa dia tidak menyukainya. Jadi, Pembohong kita ini tumbuh dengan makan sayur hijau, menonton film dokumenter, bermain dengan boneka kayu, dan mendengarkan musik klasik.

Mungkin kamu mengatakan bahwa itu bukan hal yang buruk, bahwa itu baik. Tetapi dia tidak akan setuju dengan kamu. Masa kecil si Pembohong, kurang lebih kebalikan dari yang seharusnya. Hal-hal baik ditolak dan hal-hal buruk disambut.

Seiring dengan bertambahnya usia, semuanya berubah. Si Pembohong gagal di universitas dan di setiap pekerjaan yang dia dapatkan sejak itu.

Dia tinggal di rumah dan kota yang dia benci, hampir tidak punya teman, dan berkencan dengan wanita-wanita yang tak pantas baginya. Bagian yang paling menyedihkan adalah bahwa hubungan itu hanya berakhir ketika pasangannya muak dengannya atau menjadi bosan. Pembohong selalu selamat dari pembicaraan genting.

"Apakah kamu benar-benar ingin bersamaku?" mereka akan bertanya. "Haruskah kita mencoba agar hubungan ini berhasil?'

Dan dia akan menjawab, "Ya." Selalu setiap saat.

Tetapi si Pembohong berhasil menjalin satu hubungan yang baik. Aku tidak tahu bagaimana caranya, tetapi itu berhasil. Terjadi sebelum pernikahan yang buruk disusul dan perceraian yang rumit. Sebelum perkawinan yang lebih buruk dan perpisahan yang menyusul kemudian.

Namanya Lilian dan entah bagaimana, untuk sementara waktu, dia mengerti.

Apa yang membuatnya pada akhirnya menyerah adalah rasa sakit yang memuakkan dari seseorang yang tidak bisa membuat kekasihnya bahagia. Tentu, dia ingin diberi tahu hal-hal baik, dia akan menyukai pujian sesekali, tetapi dalam lubuk hatinya dia ingin pembohongnya bahagia. Lilian ingin dia mengatakan apa yang dia inginkan, sehingga mereka bisa melakukan hal-hal yang dia suka sesekali.

Lilian hanya ingin mendapatkan kehidupan yang normal dan jika kamu bertanya kepadaku, dia pantas mendapatkannya. Dia adalah wanita yang baik dan cantik.

Tapi Pembohong tidak bisa berubah. Jika dia diberi pertanyaan, dia akan menjawabnya dengan kebohongan. Hanya itu cara dia.

Maka suatu hari, Lilian mengetahui pembohong tidak bisa berubah, membuat keputusan paling menakutkan dalam hidupnya. Dia bahkan bertanya kepada pembohong dengan mata cokelatnya basah oleh air mata dan kesedihan yang mendalam, apakah dia berpikir mereka akan lebih baik jika tidak bersama lagi.

Aku tidak perlu memberi tahu kamu bagaimana dia menjawab. Jadi, patah hati dan terluka, Lilian mengemasi tasnya dan pergi.

Lilian melamar pekerjaan di luar negeri  dan terbang ke sana minggu depan. Itu bukan pekerjaan impiannya, tetapi walaupun begitu, setidaknya dia bisa mengatakannya.

Kehilangan Lilian sangat memukul si Pembohong. Dia mencoba menulis pesan, dia ingin menelepon, tetapi dia tahu bagaimana akhirnya dan dia tidak menginginkan itu. Jadi, dia melanjutkan hidupnya sebaik mungkin. Dari pekerjaan yang buruk ke pekerjaan yang buruk lainnya, dan dari hubungan yang buruk ke hubungan yang buruk berikutnya. Dan seterusnya. Dan selanjutnya.

Beban penyesalan itu berat. Beberapa malam, ketika dia mencoba untuk tidur, dia bisa merasakannya mengimpit dadanya. Terkadang itu membuatnya berhenti bernapas.

Pembohong tidak melihat atau mendengar dari Lilian selama bertahun-tahun.

Namun, dia melihatnya tadi malam. Pertemuan itu tentu saja tidak direncanakan.

Lilian kembali ke kota, kembali dari luar negeri, untuk menghadiri pemakaman. Dia dan saudara perempuannya pergi ke kafe dan bersulang untuk mendiang. Dan si Pembohong juga ada di sana. Lilian melihatnya saat dia mengangkat gelasnya.

Berlawanan dengan akal sehatnya, Lilian mendekatinya. Kakinya goyah karena gugup, sama seperti si Pembohong. Tapi dia melakukannya. Lilian berjalan melintasi ruangan itu dan bergabung dengannya di mejanya. Terjadilah percakapan.

Setelah waktu berlalu, dan begitu dia merasa mampu, Lilian menanyakan sesuatu yang penting. Dia menanyakan hal terpenting yang pernah dia tanyakan kepada siapa pun sepanjang hidupnya.

Lilian menatap lurus ke arah Pembohong dan berkata, "Apakah kamu merindukanku?"

Dan kemudian, sesaat kemudian, "Apakah kamu benar-benar mencintaiku?"

Pembohong membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi dia menutupnya lagi dengan cepat. Dia meraba-raba gelasnya, menarik napas dalam-dalam. Dia tidak menjawab. Dia hanya menatap Lilian.

Jawabannya ada di matanya.

Dia tidak mengatakan apa-apa dan untuk waktu yang sangat lama, Lilian juga tidak mengatakan apa-apa.

Mereka hanya saling menatap.

Dan akhirnya mereka berdua mengerti.

Bandung, 4 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun