Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pusat Daur Ulang

2 April 2022   13:00 Diperbarui: 2 April 2022   13:06 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kereta komuter terasa lebih lama dari sebelumnya. Kami berempat dan tentu saja para penjagatidak berbicara sepatah kata pun selama empat puluh dua menit perjalanan.

Aku menatap dinding abu-abu yang merupakana bagian depan kereta. Supervisor duduk di sebelahku, earphone-nya membocorkan kecintaannya pada thrash metal dalam tempo cepat, membuatku puyeng.

Ketika kereta tanpa hidung akhirnya melambat hingga berhenti, kami berada jauh dari pinggiran kota, jauh di bawah tanah, jauh dari jalan-jalan ternak manusia yang berkurang, mata-mata yang mengintip, dan panas 50 derajat kemarau panjang yang gersang.

"Kereta telah tiba di pusat daur ulang, Anda harus turun ," suara komputer dari speaker di atas kepala.

Kami terhuyung-huyung keluar dari kursi kami ke peron. Pemindaian biometrik berbunyi saat kami berjalan dalam satu jalur ke terowongan menuju kompleks industri.

Aku sudah terbiasa sekarang; kematian dan pekerjaan yang harus kami lakukan.

Kedua bagian gudang itu sangat kontras. Di sebelah kiri, berlabel AKTIF, gerombolan orang telanjang mondar-mandir di dalam sel kecil transparan. Ada yang berteriak, ada yang menangis. Di sebelah kanan, berlabel INAKTIF, ada gedung penyortiran dengan mesin monolitiknya, menunggu dalam keheningan dan kesunyian hingga hari dimulai.

Kami masuk ke gedung INAKTIF, berhenti di pintu masuk untuk mengenakan sarung tangan tebal dan kacamata pelindung.

Pabrik daur ulang sangat otomatis dan tim operasi kecil adalah pilihan manajemen, yang berarti kami dapat memulai pabrik dengan segera setelah tiba. Ada bau minyak dan pemutih dalam takaran yang sama.

“Syauki,” suara serak supervisor menunjuk ke arahku. “Tugasmu hari ini mengambil air, muat yang tidak aktif dan pindai filternya, pastikan bersih. Tidak ada interupsi untuk proses hari ini, oke?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun