Pernah ada yang bertanya padaku tentang perbedaan antara flash fiction (fiksi kilat) dengan puisi prosa. Sebagai penulis aktif kedua genre tersebut, Selayak aku wajib tahu perbedaannya.
Awal-awal menulsi dulu, aku agak kesulitan menentukan apa perbedaan di antara keduanya, karena keduanya dekat, tapi tetap terpisah.
Di sini aku mencoba untuk fokus kepada flash fiction.Â
Apa saja karakteristik flash fiction?
Berdasarkan sejarahnya yang tercantum dalam Kata Pengantar Sudden Fiction International (1989) oleh Charles Baxter dan Pendahuluan Field Guide to Writing Flash Fiction (2009) yang ditulis Tara L. Masih, aku menyimpulkan, bahwa:
- Flash fiction terdiri dari 250-1.500 kata. Tetapi ini lebih berkaitan dengan kualitas daripada jumlah kata. Di era flash fiction booming pengujung dekade 80-an, Baxter menegaskan yang dicari adalah detail yang tepat dan merluasan momen. Pembaca mencari pembenaran penulis untuk singkatnya cerita dan akan mendalami sendiri. Flash fiction yang baik mampu melakukan hal itu.
- Flash fiction berbeda dari puisi prosa karena menggunakan alur dan bentuk paragraf prosa dan selalu, selalu, menceritakan sebuah cerita. Sesuatu terjadi pada seseorang, di suatu tempat. Apakah puisi prosa bisa melakukan itu? Tentu. Tapi apakah harus? Tidak. Flash bisa dan harus. Selain itu, sebagian besar flash fiction dapat dikategorikan sebagai monolog, kisah, adegan individu, kisah cuplikan, atau eksperimen.
- Flash fiction lebih tentang reaksi daripada aksi, oleh karena itu situasinya sering kali melebihi penokohan. Tokoh pasti bereaksi, tetapi reaksi mengungkapkan lebih banyak tentang kondisi manusia secara umum daripada tentang satu orangtokoh fiksi tertentu. Kita tidak berurusan dengan latar belakang yang berat atau 'bagaimana jika'. Kita mulai dengan berlari: masuk, keluar, selesai.
- Flash fiction menggunakan penulisan liris, yang berarti bahwa setiap kata memiliki bobot dan membawa ke arah yang benar. Dalam penulisan liris, kerangka kalimat menyempurnakan isinya dan sebaliknya. Ini juga berarti bahwa flash fiction menghindari 'mengejar dengan berkecepatan tinggi' demi diri mereka sendiri, misalnya, tetapi tentu saja dapat mencakup 'mengejar dengan kecepatan tinggi' untuk kerinduan, pengungkapan, atau pencerahan.
- Â Flash fiction adalah kisah yang dengan cerdas mampu memberi kejutan. Itu selalu condong ke arah "momen meledak yang luar biasa dengan akhir yang jelas" (Baxter). Dengan menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kita cari sebenarnya sudah sudah ada di sana tanpa kita sadari. Singkatnya, kebenaran ada di bawah hidung kita dan kisah singkat membuat kita dapat melihatnya.
Pengalaman bukanlah satu-satunya guru bagi seorang penulis. Empati, pengamatan, imajinasi, sama seperti pengalaman, jika tidak lebih penting.
Kebenaran ada dalam detail langsung dari kehidupan nyata. Itulah yang ditunjukkan flash fiction kepada kita.
Bandung, 30 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H