"Ya ampun! Pasti serangan jantung," kata Mak Kristin.
"Lu gila?" sanggah seorang pria. "Serangan jantung apaan yang bisa bikin badak ini tumbang?"
"Ayo kita bawa dia ke rumah sakit," saran yang lain.
"Bisakah salah satu dari kalian memanggil Mustakim?"
Salah satu pria berlari ke rumah Mustakim.
Begitu tiba, Mustakim merogoh saku Yakud Salaman dan mengeluarkan kunci mobilnya.
"Apakah ada yang bisa mengemudi?" dia bertanya. "Kita harus membawanya ke rumah sakit."
Dua pria maju ke depan. Salah satunya menyombongkan kemampuannya mengemudikan 4WD yang menurutnya membutuhkan keahlian khusus. Pria lain bersikeras bahwa dia memiliki keterampilan yang diperlukan, setelah sebelumnya mengendarai Land Rover milik PBB di Aceh. "Gue basa bawa mobil gede, apalagi Mercedes yang bisa jalan tanpa sopir begini," tambahnya.
Dia mengulurkan tangannya untuk mengambil kunci dari tangan Mustakim, tetapi pesaingnya lebih cepat. Pertengkaran segera berkembang menjadi perkelahian yang melibatkan sumpah serapah, pukulan, dan tendangan. Ketika mereka yang hadir akhirnya berhasil melersi keduanya, salah satu dari mereka kehilangan gigi sementara yang lain meicingkan sebelah matanya yang bengkak.
Mak Kristin memutuskan bahwa dia yang mengemudi. Yang lain membopong Yakud Salaman dan membaringkannya di kursi belakang. Mustakim duduk di kursi depan di samping Mak Kristin, dan mobil berangkat ke rumah sakit.
Baru pada saat itulah penghuni lorong keluar dari rumah mereka dan bertanya tentang apa yang terjadi, dan lorong yang tadinya itu mulai hidup kembali.