Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng Pangeran Kirang Se-On

23 Maret 2022   10:10 Diperbarui: 23 Maret 2022   10:21 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon itu masih mengabaikannya.

"Nah, setelah kamu tahu cintaku padamu, kamu harus memberitahu daku jika kamu juga mencintaiku. Jika kamu membalas cintaku, jangan berkata apa-apa! Karena kata-kata tidak akan pernah bisa sepenuhnya menggambarkan perasaan itu. Tapi jika kamu menolaknya daku, bicaralah sekarang dan kemudian pergilah. Tinggalkan aku dalam kesedihan dan air mata...."

Pohon itu, tentu saja, tidak mengatakan apa-apa.

Dengan penuh sukacita, Pangeran melakukan tarian dayung perahu sebagai tanda pertunangan mereka. Setelah menyelesaikan upacara 'tanda jadi', Pangeran mendekati cintanya dengan maksud baru.

"Kita harus segera menikah sayangku, sayangku, bibit pohonku! Karena daku takut jika kita menunggu, beberapa pangeran yang mengalami gangguan mental akan datang dan mengambilmu dariku! Tapi pertama-tama, aku harus tahu namamu!"

Pohon itu tidak mengatakan sepatah kata pun.

"Kenapa kamu begitu malu denganku, sayangku?" sang pangeran tersentak. "Mungkin kamu tidak punya nama? Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kamu akan dikenal sebagai Fuan! Ya, Fuanlicia, Putri Pohon yang Pemalu...."

Dan dengan itu, Pangeran Kirang Se-On buru-buru lari untuk merencanakan pesta pernikahan.

Kemudian dia dan Fuanlicia Putri Pohon yang Pemalu hidup bahagia selamanya, sampai Fuan meninggal secara tragis saat melahirkan.

Jangan tanya anaknya seperti (si)apa.

Bandung, 23 Maret 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun