Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anti-Puisi di Hari Puisi Sedunia

21 Maret 2022   16:16 Diperbarui: 21 Maret 2022   16:44 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cauquenesnet.cl

Anti-Puisi Kesatu

yang terjadi di bawah bisa menjadi ember
jatuh ke dasar sumur:
kembali dengan air segar-
yang bisa kita minum
dengan kebahagiaan atau kesedihan

terkadang satu dan yang lain:
seseorang bisa mati karena tertawa atau meratap
jadi katakan orang-orang yang tidak hiruk pikuk

tapi kita akan minum air dari ember
yang jatuh ke dasar sumur:
kita akan berpikir tentang kematian,
berkah dan kesedihan

sekarang, mari kita mabuk!

Anti-Puisi Kedua

karena aku berasal dari planet lain-
dan aku sebagai musuh rezim-
katakan segala macam hal kepadaku

perempuan bumi tidak menawarkan mulut mereka untuk menyapa, dari ketampanan yang kumiliki-
tentu saja aku bukan lucifer, raphael atau dong jun moon
tapi beri aku sedikit sesuatu-

bahkan jika aku lebih buruk dari rezim
apa yang terjadi dengan semua bisnis itu
tentang:

kamu akan melihat betapa di bumi mereka mencintai yang datang dari negeri jauh.
teman dari negeri jauh tidak menentukan tampan atau rupa jelek
dan aku datang, aku bersumpah, dari tempat yang sangat, sangat jauh

Anti-Puisi Ketiga

dari banyak banyak pilihan
aku mau naik ojek
yang itu, tolong, yang itu!

tetapi pengemudi tertidur, gemuk
bangun!

menatapku dengan mata nyalang
dari alam lain yang berbeda membentang
gagal pulang

apa yang terjadi dalam demokrasi?
aku diminta untuk mengatakan:

jika seseorang tidak dapat memilih ojek
yang itu, tolong, yang itu!

Secuil Anti-Puisi

siapa sih, Jonghyun?
digila-gilai Vanesha
putri Didi Keladi
menurut Ujang mirip Ariana Grande
menarik, meskipun Jonghyun mati bunuh diri
dan di sini, seperti di mana saja
lebih nyaman dengan menjadi biasa dan bernyawa

Nicanor Parra mengajar di Santiago, Chili, 1992. Di papan tulis ia menulis: “Kembali ke demokrasi untuk apa? Supaya filmnya berulang? Tidak.
Nicanor Parra mengajar di Santiago, Chili, 1992. Di papan tulis ia menulis: “Kembali ke demokrasi untuk apa? Supaya filmnya berulang? Tidak." (Hoppe/Associated Press)

Bandung, 21 Maret 2022

Catatan: 

Mengenang Nicanor Parra (5 September 1914 - 23 January 2018), seorang penyair Chili yang menggunakan bahasa awam sehari-hari yang menyenangkan, sering kali untuk efek ironis dan komik, memelopori gerakan sastra yang kemudian dikenal sebagai anti-puisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun