Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sajak Boneka

21 Maret 2022   12:12 Diperbarui: 25 Maret 2022   07:20 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Cerita Boneka

seorang menteri-
tinggi, kurus, dengan bibir merah cerah-
mengangkatku ke bahunya
meremas pantat mungilku saat dia melakukannya

dengan goyah kuraih mitranya
malah menemukan wajah seorang bocah
mulutnya yang besar menelanku

dalam mulut anak itu
ada jalan panjang
aku berdiri sendirian
para wanita antre pedestrian
tertawa dan menunjuk ke arahku

mengapa mereka tertawa?
kuingin merangkak ke balik gaunmu
menghilang ke liku lapisan renda

tapi saat itu tangan kiriku terlepas
hai! jeritku keras
lebih kagum dari takut
apa yang kau lakukan di bawah sana dalam debu?
dan tangan kananku terlepas dengan sendirinya

kulonuwun!

lalu hidungku, bibirku, tempurung lututku
ya ampun, kataku
terus saja berantakan...

Sumber: pikist.com 
Sumber: pikist.com 

2. Warisan

berhari-hari setelah kematian Ibu
dan tikus cindil keluar dari mulutnya
kami meletakkan perangkap di bawah podium
tempat peti matinya diletakkan
untuk menangkap tikus setelah mereka keluar
secepat telangkai mengambil ember
ember yang lain terisi penuh oleh mereka

apa yang harus kita lakukan dengan semua tikus ini?
ayah bersabda
karena mereka telah keluar dari mulut ibu
kita harus menyembah mereka.

tapi bagaimana kita bisa menyembah begitu banyak? membuka lemari, tikus-tikus itu berjatuhan
taik tikus bertaburkan di seluruh lantai dan rak makanan

ayah mencari referensi tentang tikus di dalam primbon
untuk dalil pembuktian mereka suci

telangkai menuangkan ember ke wastafel
yang penuh tubuh abu-abu berebut
di ruang tamu
aku membungkuk di atas peti mati ibu
bibirku menyentuh dahi dinginnya
tikus-tikus berhenti mengalir dari mulutnya

dari lubang matanya
dua tikus menjulurkan kepala
menatapku seolah-olah mereka ingin bercerita
tetapi gagal menemukan kata-katanya

 Sumber: pikist.com
 Sumber: pikist.com

3. Delusi Boneka

bahwa mereka tidak dapat menerima
logika perumpamaan

bahwa mereka percaya kita
memberi mereka makan
bukan sebaliknya

bahwa mereka lebih suka
hidup di luar lemari
dan tak ingin kembali

Bahwa mereka tidak ingin
kawin dengan kita
dan dilahirkan tanpa fasilitas perwatan
yang tepat untuk menopang spesies mereka

bahwa mereka ingin
kita menginginkan mereka
bukan sebaliknya

keberadaan aneh
adalah benar dan sementara
roh penyangga mereka
bukan sebaliknya

berhubungan intim dengan mereka
adalah tipuan
bahwa mereka adalah ilusi kita

kemenangan itu
tidak akan pernah mereka ketahui
bahwa mereka tidur
bukan sebaliknya

Bandung, 21 Maret 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun