Sanjo berdehem. "Bukankah air seharusnya mengalir ke permukaan batu?"
"Sihir." Saras menyipitkan mata melihat ke sungai, lalu telunjuknya teracung ke depan.
"Lihat batu loncatan warna-warni itu? Begitulah cara kita menyeberang."
Saras melangkah turun ke sungai. Sanjo menariknya kembali.
"Jika salah injak satu saja, kamu akan jatuh dan hanyut entah ke mana."
"Jadi?"
"Jadi? Jadi, kalau sampai hanyut kemungkinan kamu akan mati. Arus sungai ini sepertinya bukan jenis yang suka melepaskan mangsa."
"Ini ujian kedua, Sanjo. Kita hanya perlu menginjak bebatuan dengan urutan yang benar."
"Dan apa urutannya?"
Saras mengamati batu-batu itu. Yang paling dekat dengan sisi mereka adalah jingga matahari terbit yang cerah. Selanjutnya, dua batu yang terletak dalam jangkauan warnanya hijau dan kuning.
"Urutan pelangi, tentu saja. Tidak ada merah, jadi kita mulai dari oranye." Dia melompat ke atas batu. Sanjo kaget, tapi diam bertahan.