(1)
selamanya sekarang
pada kematian sungai dikencingi seorang anak
salju seharusnya menjadi tanah
menutupi kembang-kembang kotor berserakan
ditinggalkan untuk kematian
cinta terakhir
trotoar keheningan tiada gerak
tidak gulma yang tak terlihat
bukan burung
aku sangat mabuk
nyaris gagal mencapai saklar lampu
maka bersenandung
musim semi seperti angin dingin
seperti mu dan langit suram
seperti cahaya menyentuh rambut
mengutuk pahit satu-satunya
jalan-jalan imajiner menjatuhkanku
seperti anak kucing mengeong kegelapan
menjilat dengan lidahnya yang ceroboh
(2)
berjalan dengan tenang langkahi ular kadut
yang tertidur melingkar di dawai kecapi
jubah jatuh dari bahu telanjang yang indah
rambutnya disanggul ketat
mentari pagi berdarah merah mengerikan
serigala mencabik domba
dengan mesin mencabik-cabik domba
arak mengalir deras di akhir baris
tegak berdiri seorang lelaki paling termasyhur
karena cara dia berbohong tentang segala sesuatu
dialah yang memulai tengah jembatan
mengarah ke awal dari akhir bagi mereka
yang berada di sisi lain, tidak seorang pun
yang diketahui awal atau akhir
meskipun bagian tengah gendut berlemak
menghuni tubuh belakang banyak orang
-lelucon jorok
(3)
ini adalah bagaimana itu
garis bergerak perlahan
tidak ada yang datang untuk menjadi akhir yang baru
jadi lelaki nan termasyhur
karena permulaan harus belajar
beberapa hal tentang akhir
yang sebagian besar dimulai seperti ini
: semua telah dikatakan atau dilakukan
; tidak ada yang tersisa kecuali selamanya
siapa pun yang berdiri di depan
memindahkan dirinya dari prosesi
urusan yang ada diselesaikan sampai tingkat tertentu
atau puncak kepuasan birahi
ke suatu arah yang dapat terbukti
acak untuk seluruh kelompok
giliran lelaki itu
sekarang, selamanya
Bandung, 15 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H