Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamanya

15 Maret 2022   21:30 Diperbarui: 15 Maret 2022   21:31 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
besthqwallpapers.com

(1)

selamanya sekarang
pada kematian sungai dikencingi seorang anak
salju seharusnya menjadi tanah
menutupi kembang-kembang kotor berserakan
ditinggalkan untuk kematian
cinta terakhir

trotoar keheningan tiada gerak
tidak gulma yang tak terlihat
bukan burung

aku sangat mabuk
nyaris gagal mencapai saklar lampu
maka bersenandung

musim semi seperti angin dingin
seperti mu dan langit suram
seperti cahaya menyentuh rambut

mengutuk pahit satu-satunya
jalan-jalan imajiner menjatuhkanku
seperti anak kucing mengeong kegelapan
menjilat dengan lidahnya yang ceroboh

(2)

berjalan dengan tenang langkahi ular kadut
yang tertidur melingkar di dawai kecapi
jubah jatuh dari bahu telanjang yang indah
rambutnya disanggul ketat

mentari pagi berdarah merah mengerikan
serigala mencabik domba
dengan mesin mencabik-cabik domba

arak mengalir deras di akhir baris
tegak berdiri seorang lelaki paling termasyhur
karena cara dia berbohong tentang segala sesuatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun