Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Abadi Selamanya

8 Maret 2022   11:16 Diperbarui: 8 Maret 2022   11:33 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahi mulusnya yang berkilau berkerut. "Kita bertengkar." Matanya mendadak terbuka dan menatapnya, hijau zamrud yang menusuk dan menghancurkan jiwa. "Kamu dan aku. Kita bertengkar."

Hatinya remuk. Jangan lagi.

"Kamu tidak ingin aku pergi." Senyumnya memudar. Matanya menjadi keras. "Kamu melarangku."

Dia menggelengkan kepalanya. "Ini tidak benar. Ini salah."

"Aku meninggalkanmu."

"Tolong, Kalya, jangan."

"Aku membencimu. Aku tidak ingin melihatmu lagi."

Dia menoleh ke teknisi. "Dok. Ada yang tidak beres."

Abadi memeriksa tampilan di samping pod. "Kondisi vitalnya terlihat bagus. Yang terbaik sejauh ini."

"Dia masih ingat Indra. Aku ingatkan bahwa aku telah meminta kamu menghapus semua kenangannya?"

Abadi menghela napas. "Dengar. Saya sudah memberitahu Anda. Sistem ini dirancang untuk mengawetkan memori, bukan menghapusnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun