Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

2 Puisi

4 Maret 2022   17:11 Diperbarui: 4 Maret 2022   22:45 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai

kita sedar sebelum mentari
menyelinap ke kali
melalui adas kuning dan kembang lentera

jam-jam bising
perahu menunggu

dua dayung mendorong air
mudah bagai kapak membelah cacing

untuk bayangan garis ikan
diam tak bergerak di bawah permukaan
angin melintas riak air hitam

sandarkan wajah ke telapak tangan
piala perak tenggelam
air sungai mengancam keheningan

kita saling kenal
berubah sudah
matahari di bawah
cakrawala

mendayung balik ke depan
atau mundur
tak tentu arah

Bandung, 4 Maret 2022

***

allposters.com
allposters.com

Sumpah

biarlah gelap
maka rumah bersinar seperti bara bersamamu
tanganmu yang demam di dalam air lebih panas
daripada yang bisa kautahan, kulit menjadi
uap, menjadi udara

ingat seseorang
kau dulu lebih mencintai
daripada dia mencintaimu
dan kau bersumpah takkan terjadi lagi

maka ketika yang lebih mencintai jadilah aku
hei!
cinta benar sejauh bintang pergi
di antara yang bernyawa
hati yang kurang mencintai selalu menang

biarlah tanpa rembulan
atau debu bintang
tidak ada burung, ikan atau pohon
hanya puisi buatan tangan

gelap yang dimulai dengan panas
hanya ada ruang
membuat ingat seseorang
yang mencintai lebih dari yang kau cintai sekarang
dan kau bersumpah takkan terjadi lagi

rumah panas
udara berkabut menembus kulit
meresap ke paru-paru
kerincingan basah

Bandung, 4 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun