Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Koalisi Kolusi

2 Maret 2022   16:43 Diperbarui: 2 Maret 2022   16:46 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kosongkan ruang dan rak dinding
gerombolan setengah tiang berkerumun
buku-buku itu berat, tidak dibaca
tembok pernah putih penuh goresan dan lubang

kidal? seperti menanam terbalik
keluar bibit ditarik
menyentuh setiap hal menjadi miliki

memberkati
membuang ... atau menyimpan
namun masih ada momen gagap
bagaimana jika dicelup?
berwarna kuning, membatu di dinding?

ingin bilang: pergi, jangan tinggal di sini
bahkan jika kepak mengubahmu
menjadi rantai Sisiphus dan batu

dan tidak tahu di mana akan semedi
atau siapa yang akan memasak makan malam
masih ada sisa, kan?

sesuatu yang suci
tentang bergabung? yang benar aku tak tahu

terkadang sumpah aku merasa dunia merekah
bagi pakis membentangkan daun
an di sebuah rumah kita temukan bersama
bergerak melalui ruang dan selasar yang berbeda

mudah saja temukan sudut ketenangan
ruang untuk semua buku triliun kata
urgensi baru, keintiman baru
raungan lembut saat tersedar
detak kejut panik
kehilangan: ruang ini milik kita sekarang

tentang dia, nasib atau kesempatan
menderu seperti truk tentara turun meluncur
jalan tikus memotong,
tinggalkan aku di belakang.

terjaga dan hidup dalam keinginan
menarik selimut menutup malu berdua
bertahan selamanya

diam, kataku
putuskan tidur sebentar lagi
badan kusut dan pepohonan mulai bermekaran
lilin yang terbungkus jadi bunga dan daun

mungkin, kita selalu meluncur ke dalam tubuh kita
ketidakhadiran tak terelakkan,
memohon dengan cinta

bertahanlah setahun lagi, dan satu lagi, hingga kapan
kita berkemas dan membongkar, mengungsi dan tinggal
kita melakukannya bersama-sama
kini, dan selama yang kita bisa

Bandung, 2 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun