Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manekin

26 Februari 2022   07:09 Diperbarui: 26 Februari 2022   07:22 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan gugup, dia mendekati mereka perlahan. Dia mengerti bahwa ini bukan pekerjaan manusia lagi. Ini sama sekali berbeda.

Harun mengulurkan tangan, terhibur dengan keakraban kehadiran mereka, dan meletakkan telapak tangannya di telapak tangan Sri. Yang mengejutkannya, tangan itu terasa hangat di ruangan ber-AC. Plastik itu terasa kenyal saat disentuh. Sri menyelipkan dua jari ke atas dan menggenggam pergelangan tangannya.

Lampu-lampu meredup seiring berlalunya waktu, mengaburkan bentuk-bentuk manekin menjadi bayangan. Untuk sesaat, garis batas antara manusia dan boneka kabur, dan Harun bertanya-tanya apakah detak jantung yang dia rasakan benar-benar berasal dari dadanya.


Bandung, 26 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun