Sebaliknya, masalah besar pada kalimat (q) bukanlah objek, melainkan pelengkap; sebabnya, meskipun frasa nominal tersebut berada di belakang predikat verbal, frasa itu tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Kalimat (17a) dalam bahasa Indonesia tidak gramatikal.
(s) Masalah besar dirupakan oleh hal ini.
Yang dinamakan pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Pelengkap pada umumnya berupa frasa nominal, dan frasa nominal itu juga berada di belakang predikat verbal.Â
Perbedaan yang penting ialah pelengkap tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat. Dengan kata lain, kalimat yang mempunyai pelengkap (dan tidak mempunyai objek) tidak dapat dijadikan kalimat pasif.Â
Dari sisi lain, pelengkap mirip dengan keterangan juga. Kedua-duanya membatasi acuan konstruksi yang bergabung dengannya. Perbedaannya ialah pelengkap pada umumnya wajib hadir untuk melengkapi konstruksinya, sedangkan keterangan tidak. Tempat keterangan biasanya bebas, sedangkan tempat pelengkap selalu di belakang verba (beserta objeknya).Â
Akhirnya, cakupan semantis keterangan lebih luas, membatasi unsur kalimat atau seluruh kalimat.Â
Keterangan ada yang menyatakan alat, tempat, cara, waktu, kesertaan, atau tujuan. Contoh:
(t). Lili memotong kue itu dengan garpu.
(u). Mereka tinggal di Depok.
(v). Kami masuk diam-diam.
(w). Beliau meninggal tahun lalu.
(x). Dia ke pasar dengan tetangganya.
(y) Saya belajar supaya lulus SBMPTN.
Bandung, 21 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H