Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidup Minimalis

16 Februari 2022   14:41 Diperbarui: 17 Februari 2022   09:12 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indra adalah pria yang memiliki segalanya. Tak hanya sukses dalam karier, rumah besar, dan istri cantik, ia juga punya segala macam gawai untuk setiap kesempatan.

Karena bingung harus membelikan apa untuk ulang tahunnya, teman dan keluarga Indra memberikan hadiah yang lebih eksentrik: alarm dapur berbentuk koki yang bernyanyi, pengukus ikan berbentuk salmon, dan sendok garpu pelangi yang berubah warna saat bersentuhan dengan makanan panas.

Semua orang mengira dia menyukainya, tetapi istrinya, Shelly, tahu bahwa Indra tidak pernah menggunakan semua benda itu. Yang disukainya hanyalah mengaturnya.

Laci rak dan lemari dinding di dapur di lantai dua puluh delapan kondominum mereka penuh dengan barang-barang, diatur rapi dan dikelompokkan berdasarkan kategori. Indra suka segala sesuatunya teratur, dalam kotak dan wadahnya sendiri, dan diberi label jika memungkinkan. Dia bahkan dikenal menyimpan sayuran dalam kulkas showcase berdasarkan urutan abjad: bawang bombay, bawang merah dan bawah putih di bagian atas. Di tengah kecipir, kentang, lobak, dan pare. Lalu sawi, tomat dan wortel di bagian bawah.

Indra tidak menyembunyikan kebiasaany uniknya. Waktu pertama kali Shelly ke rumah Indra sebelum mereka menikah, Shelly kagum betapa rapi rumahnya, meskipun penuh dengan barang-barang. Indra menjelaskan bahwa dia lebih suka membersihkan, bahwa "tidak ada yang lebih menenangkan daripada menggosok perabotan sampai berkilau."

Kehidupan pernikahan normal. Membeli barang, mengaturnya, membeli barang lagi, sama seperti orang lain yang mereka kenal.

Mereka berlibur dua kali setahun, bermain ski di musim dingin dan pantai tropis di musim panas. Indra merencanakan liburan ini dengan strategi tempur, dengan cermat membuat daftar segala sesuatu yang perlu mereka bawa. Menghitung jumlah multi-vitamin dan memasukkannya ke dalam wadah berlabel jumlah-hari-tanggal-bulan. Semuanya menempati wadah atau kotak terpisah di bagasinya.

Dan, suatu hari, Indra memutuskan sudah waktunya untuk mendekorasi ulang seluruh rumah.

Berselancar di internet mencari foto-foto interior, Indra menemukan sebuah artikel tentang minimalis dan seorang pria yang telah menyumbangkan hampir seluruh harta miliknya. Ada gambar apartemen pria itu. Ruang kosong terpisah dari pria  yang duduk bersila tenang di atas kasur di lantai.

Indra kemudian memberi tahu Shelly manfaat mempunyai hanya sedikit: pemikiran yang lebih jernih, lebih sedikit gangguan, dan karena dia akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk merapikan, dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada hal-hal yang penting.

Semuanya terdengar cukup menyenangkan. Shelly menyukai rumah yang tidak berantakan sama seperti Indra, tetapi dia tidak ingin mengurangi tumpukan buku atau koleksi tas dan sepatu miliknya.

"Mungkin lebih baik menyingkirkan benda-benda konyol di laci dapur. Itu akan menjadi awal yang baik," sarannya.

Indra mulai dari yang kecil. Dia memberikan sebagian besar pakaian, buku, dan sahamnya untuk amal, kemudian secara bertahap dia mulai mengurangi lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dia menjual mobil, jetski, dan tongkat golf. Kursi menghilang, lukisan dan hiasan dinding lenyap.

Kemudian dia mulai melepas taplak meja dan handuk. Setelah memberikan keranjangnya, kucing Perisa pindah rumah ke tetangga sebelah yang belum pernah mendengar tentang minimalis dan memiliki banyak bantal yang nyaman untuk tidur siang.

Shelly kemudian membeli gembok untuk lemari pakaiannya dan menyembunyikan buku-bukunya yang berharga. Teman-teman mereka mulai bergumam tentang Indra yang mengalami krisis paruh baya.

Shelly pergi selama beberapa hari untuk mengunjungi seorang teman, untuk mengeluh bahwa Indra lebih tertarik membuat kamar tidur menjadi kuil yoga daripada bercinta. Temannya setuju bahwa hilangnya tempat tidur mungkin tidak membantu.

Ketika dia kembali, Shelly menemukan dapurnya hampir kosong, semua peralatan telah hilang dan semua peralatan dapur entah ke mana selain ketel dan cangkir. Indra masih menyukai secangkir kopi yang nikmat.

Indra sekarang telah mengurangi isi lemari pakaiannya menjadi hanya enam setel pakaian, satu untuk setiap hari dalam seminggu, dan satu kasual untuk akhir pekan. Dia membaca bahwa ini adalah angka optimal.

Setiap hari dia mengenakan kemeja berwarna berbeda, dari garis-garis abu-abu suram hari Senin hingga kotak ungu dan putih cerah untuk hari Sabtu dan Minggu. Indra tidak pernah mengenakan kemeja biru muda selain di hari Rabu.

Semakin banyak Indra mengurangi barang-barangnya, semakin sedikit penampakan Indra di mata Shelly. Ketika Shelly melihat kemeja hijau Selasa dan celana panjang hitam melayang di ruang tamu, itu akan mengingatkannya bahwa Indra masih ada di sana. Pada dasarnya Indra tipe lelaki pendiam, tetapi sekarang sepertinya semakin jarang berbicara. Dia juga mulai berbisik, jadi semakin sulit untuk mendengarnya.

Shelly khawatir, ketika dia memperhatikan bahwa Indra tampak lebih pucat dari sebelumnya. Sejak dia mengecat semua dinding dan lantai di rumah itu dengan warna putih, dia terlihat seperti hantu. Mungkin karena cahaya yang terpantul dari kulitnya.

Pada pagi hari ulang tahun Indra yang kelima puluh, Shelly terbangun di tempat tidur sendirian.

Rumahnya sangat sunyi. Dia berjingkat ke kamar tidur sebelah tempat Indra melakukan yoga dan meditasi pagi.

Jendela-jendela dibuka lebar-lebar. Gordennya berkibar tertiup angin. Di atas matras yoga, tergeletak kaus biru langit hari Kamis dan celana panjang biru tua, terlipat rapi.

Tidak ada tanda-tanda keberadaan Indra.

Shelly menutup jendelayang membisukan kebisingan dari jalan raya di luar. Saat itulah dia melihat cincin kawin Indra di ambang jendela. Benda itu dipoles sampai sangat berkilau dan diletakkan di atas kotak kecil yang digunakan Indra untuk menyimpan multivitamin ketika mereka pergi berlibur.

Dia mengambilnya, masih hangat. Itu adalah salah satu kebiasaannya, selalu waspada dengan persendian yang bengkak.

Suaminya selalu melepas cincin kawinnya sebelum terbang, tepat sebelum lepas landas.


Bandung, 16 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun