Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidup Minimalis

16 Februari 2022   14:41 Diperbarui: 17 Februari 2022   09:12 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semuanya terdengar cukup menyenangkan. Shelly menyukai rumah yang tidak berantakan sama seperti Indra, tetapi dia tidak ingin mengurangi tumpukan buku atau koleksi tas dan sepatu miliknya.

"Mungkin lebih baik menyingkirkan benda-benda konyol di laci dapur. Itu akan menjadi awal yang baik," sarannya.

Indra mulai dari yang kecil. Dia memberikan sebagian besar pakaian, buku, dan sahamnya untuk amal, kemudian secara bertahap dia mulai mengurangi lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dia menjual mobil, jetski, dan tongkat golf. Kursi menghilang, lukisan dan hiasan dinding lenyap.

Kemudian dia mulai melepas taplak meja dan handuk. Setelah memberikan keranjangnya, kucing Perisa pindah rumah ke tetangga sebelah yang belum pernah mendengar tentang minimalis dan memiliki banyak bantal yang nyaman untuk tidur siang.

Shelly kemudian membeli gembok untuk lemari pakaiannya dan menyembunyikan buku-bukunya yang berharga. Teman-teman mereka mulai bergumam tentang Indra yang mengalami krisis paruh baya.

Shelly pergi selama beberapa hari untuk mengunjungi seorang teman, untuk mengeluh bahwa Indra lebih tertarik membuat kamar tidur menjadi kuil yoga daripada bercinta. Temannya setuju bahwa hilangnya tempat tidur mungkin tidak membantu.

Ketika dia kembali, Shelly menemukan dapurnya hampir kosong, semua peralatan telah hilang dan semua peralatan dapur entah ke mana selain ketel dan cangkir. Indra masih menyukai secangkir kopi yang nikmat.

Indra sekarang telah mengurangi isi lemari pakaiannya menjadi hanya enam setel pakaian, satu untuk setiap hari dalam seminggu, dan satu kasual untuk akhir pekan. Dia membaca bahwa ini adalah angka optimal.

Setiap hari dia mengenakan kemeja berwarna berbeda, dari garis-garis abu-abu suram hari Senin hingga kotak ungu dan putih cerah untuk hari Sabtu dan Minggu. Indra tidak pernah mengenakan kemeja biru muda selain di hari Rabu.

Semakin banyak Indra mengurangi barang-barangnya, semakin sedikit penampakan Indra di mata Shelly. Ketika Shelly melihat kemeja hijau Selasa dan celana panjang hitam melayang di ruang tamu, itu akan mengingatkannya bahwa Indra masih ada di sana. Pada dasarnya Indra tipe lelaki pendiam, tetapi sekarang sepertinya semakin jarang berbicara. Dia juga mulai berbisik, jadi semakin sulit untuk mendengarnya.

Shelly khawatir, ketika dia memperhatikan bahwa Indra tampak lebih pucat dari sebelumnya. Sejak dia mengecat semua dinding dan lantai di rumah itu dengan warna putih, dia terlihat seperti hantu. Mungkin karena cahaya yang terpantul dari kulitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun