"Tina," jawabnya. Dia mengetuk kukunya di atas meja dan mengedarkan pandangan keliling kedai.
Mungkin aku bisa membuatnya takut dan menyelesaikan ini, pikirku sambil menyesap kopi.
"Yah, Tina. Sebelum kita benar-benar mulai, aku ingin kamu tahu kalau aku tidak sedang mencari teman kencan. Aku bahkan tidak benar-benar ingin berada di sini."
"Sama," kata Tina sambil mereguk kopinya. "Tapi Mutya menjanjikan aku kopi gratis, makanya aku bertahan di sini."
"Ya. Aku terkejut dia menjodohkanmu denganku. Maksudku, apakah dia memberitahumu?" aku bertanya sambil mencondongkan tubuhku ke arahnya. "Aku baru kabur dari penjara dua hari yang lalu," kataku dengan wajah datar.
"Dan aku baru saja melarikan diri dari rumah sakit jiwa minggu lalu," ucapnya.
Mutya benar. Dia sarkastik.
"Oh ya? Aku juga kecanduan menonton film jelek."
"Aku punya tiga DVD bajakan The Star Wars Holiday Special."
Aku sungguh berharap dia bercanda. Tidak ada orang yang kecanduan sebegitu parah.
"Aku juga tidak punya kerjaan selain main video game sepanjang hari, dan tidak pernah peduli dengan orang lain."