Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bukankah Kita Semua Membutuhkan Pertolongan?

10 Februari 2022   21:00 Diperbarui: 10 Februari 2022   21:00 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berhenti di parkiran pertokoan, menyeka mobilku dari sisa-sisa air sabun. Aku baru saja keluar dari tempat cuci mobil otomatis dan menunggu istriku pulang belanja. Dari seberang tempat parkir datang seorang yang kuanggap gelandangan.

Dari penampilannya, dia tidak punya tempat tinggal, tidak punya pakaian bersih, dan tidak punya uang. Ada saat-saat ketika aku merasa murah hati tetapi ada saat-saat lain ketika aku tidak ingin diganggu. Ini adalah salah satu dari saat 'tidak ingin diganggu'.

Kuharap dia tidak meminta uang dariku.

Dia datang dan duduk di di halte, tetapi dia sepertinya tidak punya cukup uang untuk naik bus. Setelah beberapa menit dia berbicara.

"Mobil yang bagus," katanya.

Pakaiannya compang-camping, tetapi dia memiliki aura harga diri di sekelilingnya. Jenggotnya yang beruban membuat wajahnya tampak ramah.

Aku menjawab, "Terima kasih," dan melanjutkan menyeka mobil. Dia duduk di sana dengan tenang saat aku bekerja.

Permintaan uang yang diharapkan tidak pernah datang. Setelah hening yang cukup lama, sesuatu di dalam diriku berkata, "tanyakan padanya apakah dia butuh bantuan."

Aku yakin dia akan menjawab "Ya", tetapi aku tetap mengikuti suara hatiku.

"Apakah kamu butuh bantuan?" tanyaku.

Dia menjawab dengan lima kata sederhana tapi tidak akan pernah kulupakan. Kita sering mengutip kalimat bijaksana dari orang-orang hebat dan terkenal. Kita mengharapkannya dari mereka yang berpengalaman dan berprestasi lebih tinggi dari kita. Aku tidak mengharapkan apa-apa darinya selain tangan kotor yang terulur.

Dia mengucapkan lima kata yang membuatku terhenyak.

"Bukankah kita semua butuh bantuan?" dia balas bertanya.

Sebelumnya aku merasa lebih baik, sukses dan penting melebihi gelandangan di jalan, sampai lima kata itu menghantam jiwaku seperti godam pandai besi.

Bukankah kita semua butuh bantuan?

Aku butuh bantuan. Mungkin bukan untuk ongkos bus atau tempat tinggal, tapi aku butuh bantuan.

Aku merogoh dompet dan memberinya bukan hanya cukup untuk ongkos bus, tetapi cukup untuk makanan dan tempat berteduh untuk hari itu.

Lima kata itu masih terus terngiang-ngiang di kepalaku. Tidak peduli berapa banyak yang aku miliki, tidak peduli berapa banyak yang telah kucapai, aku juga butuh bantuan.

Tidak peduli seberapa sedikit yang kamu miliki, tidak peduli seberapa berat masalahmu, bahkan tanpa uang atau tempat untuk tidur, kamu dapat memberikan bantuan. Bahkan jika itu hanya pujian, kamu bisa memberikannya.

Kamu tidak pernah tahu apakah seseorang yang tampak memiliki segalanya sedang menunggumu untuk memberi mereka apa yang tidak mereka miliki. Sudut pandang yang berbeda tentang kehidupan, pandangan sekilas pada sesuatu yang indah, jeda dari kekacauan sehari-hari, yang hanya dapat dilihat olehmu melalui dunia yang muram.

Mungkin lelaki itu hanyalah seorang gelandangan yang berkeliaran di jalanan. Mungkin dia lebih dari itu. Mungkin dia seseorang yang diutus oleh Yang Maha Agung dan Maha Bijaksana untuk menegur jiwa yang terlalu nyaman dengan dunia.

Mungkin Tuhan menugaskan seorang malaikat untuk menyamar sebagai gelandangan, lalu bersabda, "Pergilah dan temui lelaki yang sedang menyeka mobilnya itu, dia membutuhkan bantuan."

Bukankah kita semua membutuhkan pertolongan?

Bandung, 10 Februari 2022

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun