Gadis itu tidak menjawab, hanya menatapnya dengan mata abu-abu tua, seolah-olah dia baru menyadari Syauki benar-benar ada di sana, bahwa dia benar-benar baru saja mengajaknya bicara.
Pipi Syauki memerah, dan dia bersiap untuk pergi.
"Kamu ... kamu bisa melihatku?"
Pertanyaannya sangat aneh, sehingga Syauki mengerutkan kening, dan hanya ketika gadis itu melihat ke ke arahnya, dia menyadari betapa sepinya kafe itu. Ketika dia menoleh untuk melihat pengunjung lainnya, dia menemukan semua mata tertuju padanya.
Ia kembali menatap gadis itu. Kursinya kosong.
Tidak ada orang di sana.
Wajah Syauki pucat, meneguk ludahnya yang terasa pahit, dan tanpa menoleh dia berdiri dan bergegas keluar pintu.
Dia tidak pernah kembali.
Bandung, 10 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H