Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Februari Halloween

10 Februari 2022   17:53 Diperbarui: 10 Februari 2022   17:55 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis itu tidak menjawab, hanya menatapnya dengan mata abu-abu tua, seolah-olah dia baru menyadari Syauki benar-benar ada di sana, bahwa dia benar-benar baru saja mengajaknya bicara.

Pipi Syauki memerah, dan dia bersiap untuk pergi.

"Kamu ... kamu bisa melihatku?"

Pertanyaannya sangat aneh, sehingga Syauki mengerutkan kening, dan hanya ketika gadis itu melihat ke ke arahnya, dia menyadari betapa sepinya kafe itu. Ketika dia menoleh untuk melihat pengunjung lainnya, dia menemukan semua mata tertuju padanya.

Ia kembali menatap gadis itu. Kursinya kosong.

Tidak ada orang di sana.

Wajah Syauki pucat, meneguk ludahnya yang terasa pahit, dan tanpa menoleh dia berdiri dan bergegas keluar pintu.

Dia tidak pernah kembali.

Bandung, 10 Februari 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun