Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hantu Perpustakaan

9 Februari 2022   10:08 Diperbarui: 9 Februari 2022   10:14 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahmad berdiri di atrium cabang pusat perpustakaan kota. Saat itu tengah malam dan satu-satunya penerangan datang dari lampu kuning di sepanjang dinding dan tanda 'Keluar" merah, menciptakan cahaya tampak.

Ahmad menghirup aroma buku yang sedikit apek, yang merupakan aroma favoritnya. Semasih kanak-kanak, dia tinggal satu blok jauhnya dari perpustakaan ini dan mengunjunginya setiap hari. Tidak masalah di sini bahwa pakaiannya bekas atau sepatunya berlubang. Di perpustakaan dia merasa kaya. Dia akan menggerakkan jari-jarinya di sepanjang punggung buku yang berwarna-warni, tahu dia bisa membaca sebanyak yang dia suka.

Tawa seorang anak menggema menakutkan melalui gedung yang sepi.

Perpustakaan itu dikenal angker. Selama beberapa dekade, segala macam penampakan telah dilaporkan, terutama di bagian anak-anak tempat buku-buku yang telah disimpan oleh staf perpustakaan ditata ulang atau dibiarkan terbuka di atas meja. Petugas kebersihan malam melaporkan bunyi benturan dan suara anak-anak.

Tawa itu datang lagi.

"Magda," panggilnya. "Apakah itu kamu?"

Tidak ada Jawaban. Dia ingat bahwa buku anak-anak ada di lantai dua.

Sesampai di sana, dia melihat kursi ukuran anak-anak.

"Magda, ini Ahmad," panggilnya. "Aku sering mengunjungimu ketika aku masih kecil."

Detik berlalu. Kemudian dia mendengar suara, dan sesaat kemudian sesuatu terbang ke arah kepalanya. Dia merunduk dan benda itu melewatinya dan jatuh ke lantai. Sebuah buku tebal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun