(6)
bahu lelaki itu menyerah di tanganku
tulang-tulangnya di bawah lapisan tipis daging sekam
mengapa dia berdiri di sini, tanpa pakaian, di kaki gunung?
dari mana dia berasal? Ke mana dia pergi?
mengitari jangat retak, menyusun makna dari luar ke dalam.
wajah tua bopeng, mata buta, tangan kulit,
ketelanjangan meradang, otot di bahu, paha, betis -- semua berbicara.
(7)
angin bahorok bertiup
di luar kalajengking makhluk telanjang berjongkok kemerahan karena debu dan sinar matahari
orang buta itu, ratusan demi ratusan bentuk jongkok.
berkerumun sejauh mata memandang berkelompok
memegang lutut berbagi kehangatan
sesekali melompat, melompat dari kaki ke kaki menggoyangkan anggota tubuh
mengeluarkan darah.
jongkok lagi
lelaki itu dengan mata penuh gelisah menunggu makhluk
rasa sakit, keinginan, dan kasih sayang
(8)
lihat ke bawah, lihat lelaki di kaki gunung, wajah menengadah
lihat kalajengking maju, kematian di ujung ekornya
lihat makhluk-makhluk hamil dan mata piring
lihat kaki berakar berdamping
(9)
istirahat bongkar atur ulang identifikasi
resolusi tidak akan datang
buang semua kecuali lelaki yang dilingkari tanda merah
mencubit bisep, paha depan, betis.
geser jari melalui bulu api
usap telinga lobus heliks ujung bibir dengan ibu jari
rasakan semua yang telah dihilang
berdiri tak bergerak mata buta  terangkat ke langit
gunung belum menjulang di depan
(10)
kita mencapai akhir sesali awal