Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak untuk Siapa Aku Tadi Malam

4 Februari 2022   22:00 Diperbarui: 4 Februari 2022   22:05 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

di meja makan keluarga bukan milikku lagi
lima tahun sejak membuka pintu dan kehilangan gigi
semua terdiam menghindari gerak bibir
tangan di atas kaca dingin sebelum gelegar guntur petir
di berita alasan yang salah dihukum karena sakit
agresif ketika angin menantang bulan
hujan mengejar jalan setapak ke tepi lautan

tangan ibuku tak membeku di udara
ketika dia mengetahui semua orang berbicara
tentang kisah pelarianku
berjalan ke dapursampai dia tidak lagi mendengar
apa yang dikatakan semua orang tentang peta

ayahku berjalan mundur ke kamar tidur
menulis namaku merobeknya meremukkan melupakan
kutukan di tempat sampah melintas di jendela
Banjir Nuh datang lagi

 (2)

Jakarta adalah ibu kota di bulan Februari
merunduk di air mata pulau berteluk
Jumat malam tidak pernah berakhir bahagia
kuning seperti taksi dan hingar lalu lintas
aku laki-laki berdiri di tengah-tengah semua

di setiap persimpangan
berjalan ke satu sama lain
perasaan kosong hampa

dua puluh lima tahun yang lalu
bagi kita menghilangkan rasa sakit
dengan bercinta

perempuan sendirian di malam hari menunggu suami
lewat tengah malam
memeluk bantal erat-erat untuk tidur
sebuah cerita

pasti ada hiu di setiap perairan besar
tak pernah tidur dengan siapa pun
dua puluh lima untuk terakhir kali
di kamar mandi
handuk mantan masih tergantung
berayun kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun