Saya melangkah maju dan visi itu hilang. Langkah saya yang goyah terseret ke kursi dan saya jatuh berlutut, dahi bersandar pada lengan kursi.
"Di sini dingin," kata saya pada kegelapan.
Terasa jari-jari lembut menelusuri rambut saya. Saya mulai, tetapi tidak ada seorang pun di sana.
Mungkin saya bodoh karena mencoba melepaskan diri dari kursi.
Saya duduk di sofa di seberang ruangan dan menatap benda tua itu. Ruangan akan terasa kosong tanpanya. Saya tidak bisa menggantinya begitu saja, tidak akan berhasil.
Tidak, saya akan menyimpannya. Kursi antik itu sudah menjadi bagian dari rumah.
Saya berdiri dan berbalik. Bulu-bulu kuduk saya ikut berdiri.
Saya merasakan tatapan sepasang mata menghunjam punggung saya. Saya tidak takut, tetapi jantung saya berdebar gugup.
Lebih dari sesaat berlalu, kemudian aku mendengar bunyi jarum rajut beradu.
Saya berbalik.
Bandung, 1 Februari 2022