Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menghapus Noda

17 Januari 2022   09:00 Diperbarui: 17 Januari 2022   09:01 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
partner.sciencenorway.no

Devi berdiri dengan tangan di tepi mesin cuci, merasakan getaran putaran mesin cuci di telapak tangannya. Dalam satu atau dua menit, dentuman itu akan berhenti dan dia akan merasakan mesinnya melambat dan berhenti. Kemudian akan ada bunyi klik keras saat tutupnya terbuka dan dia akan bisa membukanya dan meraih ke dalam.

Baru setelah itu, dia akan mengetahui apakah misinya telah selesai, ketika noda pada kemeja terbaik suaminya telah hilang pada akhirnya.

Dia berharap begitu.

Kemeja itu salah satu favoritnya, membuat suaminya terlihat ramping dan profesional. Tentu saja, Bayu  tidak peduli tentang itu. Hanya 'kemeja' baginya, untuk dipakai sembarangan dan disalahgunakan tanpa henti, dilemparkan tanpa berpikir ke keranjang cucian bersama semua pakaiannya yang lain. Bahkan setelah makan siang barbekyu yang berantakan dengan klien seperti kemarin.

Ini adalah putaran pencucian ketiga pada kemeja khusus ini yang menuntut semua keahliannya sebagai tukang cuci.

Dia telah memberi pra-perawatan dan direndam sebelumnya, diolesi dengan cairan penghilang noda dan menambahkan sedikit pemutih ekstra, tetapi tidak terlalu banyak karena bisa merusak kain.

Noda yang bandel, pastinya.

Apa yang mereka masukkan ke dalam saus barbekyu itu?

Yah, apa pun itu, dia akan menghapusnya, bahkan jika dia harus begadang semalaman. Dia ahli dalam hal ini, tidak pernah gagal selama bertahun-tahun.

Dia melihat sekeliling ruang cucinya. Bayu menyebutnya sebagai "Kantor Devi", tapi dia tidak tersinggung sama sekali. Dia senang berada di sini sendirian dengan kedua mesin menyala, bau sabun kental di udara, bau pemutih dan pelembut kain mengisi latar belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun