"Um... ya." Sanjo mengamati Saras. "Kamu bukan ... bukan salah satu ...?"
"Tidak sopan bertanya kepada seorang wanita apakah dia manusia."
Kembali meneliti mayat korban, Saras bertanya, "Ada tanda-tanda senjata?"
"Bukan sejata yang alami, kalau itu maksudmu."
"Gigi lebih alami daripada pisau, bukan?"
Wajah Detektif Sanjo puscat pasi. "Aku tidak bermaksud--"
"Tenang, Detektif. Saya hanya bercanda."
Saras berdiri, lalu mengulurkan tangan untuk mematikan keran yang masih menyala dengan tangannya yang mengenakan sarung karet.
Cermin di atas wastafel memantulkan rambutnya yang dicat merah bergelombang dan matanya yang cokelat gelap. Dia tinggi, hampir sama tinggi dengan detektif itu, dan sepatu hak tingginya tinggi keduanya jadi sama.
Sambil mengusap pipinya, Saras mengembuskan napas panjang. "Saya siap untuk berbicara dengan para tersangka."
Detektif Sanjo berbicara singkat melalui handie talkie, dan sesaat kemudian tiga petugas polisi berseragam mengawal sepasang pria ke kamar mandi.