Bocah itu takkan pernah tahu perbedaannya.
Laura melepaskan kaki gemuk yang melingkar di pinggangnya dan meletakkannya di atas meja. "Sekarang ikutlah sama Om yang baik itu, ya."
"Fico mau pulang bareng Mama!" anak itu meratap.
Laura menangkap bahu Fico saat bocah itu mencoba untuk memeluknya, mendorongnya sejauh lengan. "Saya akan mengambil alih dari sini, Nyonya," kata petugas itu. "Ayo Fico. Di dalam banyak mainan."
Fico bernapas terengah-engah, memandang dari Laura ke petugas. Air matanya kembali mengalir.
Laura menyelinap keluar pintu.
Dia hanya perlu mendengar satu ratapan terakhir sebelum pintu kedap suara tertutup di belakang punggungnya. Butuh waktu beberapa detik untuk menepuk matanya dengan tisu, lalu berjalan menuju lift.
Berhenti sejenak untuk menenangkan sarafnya dan untuk membaca chipnya. Laura merasakan kesedihannya, tragedi yang mengenaskan dari kecelakaan itu.
Fico yang malang, diambil darinya yang masih sangat muda. Syukurlah, dia tidak menderita.
Dia menghela nafas. Itu akan sulit, tapi dia akan baik-baik saja.
Hidup terus berjalan.