Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya yang Bisa Kamu Beri

4 Januari 2022   18:45 Diperbarui: 4 Januari 2022   18:49 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia menyimpan matahari dalam sakunya. Saku sebelah kanan depan, tepat di sebelah Bulan dan Mars. Jika kamu meminta untuk melihatnya, dia akan tersenyum dan memberitahumu untuk hati-hati dan mengulurkan telapak tangannya.

Mereka tidak akan terlihat sebesar itu, sungguh. Tampak seperti tidak lebih besar dari kelereng, tapi dia akan bersandar di ranjang rumah sakitnya. Cahaya putih steril menutupi kepalanya yang botak halus, dan dia akan tersenyum dan menutup mulutnya yang mungil dengan jarinya yang rapuh dan tertawa.

Dia mungkin tidak benar-benar memiliki matahari dan langit di jari-jarinya, tetapi ketika dia tersenyum kamu percaya padanya, karena dia benar-benar memiliki semua yang penting bagimu, segala sesuatu yang membuat jantungmu kencang berdebar dan perutmu teraduk ambyar dan matamu berair nanar dan dadamu gencar bergetar.

Saku baju rumah sakit tidak terlalu dalam, dan sungguh mengherankan bahwa begitu banyak yang bisa muat di dalam tangan sekecil itu. Jari-jarinya bagai gumpalan bayangan, perlahan menutup jari-jarimu.

Umurnya sebelas, pikirmu, dan kamu ingat saat seusia dia, dan mau tak mau membandingkan keduanya.

Kamu tidak pernah memberinya hutan untuk dijelajahi seperti saat kecilmu. Sungai di tepi hutan tempat rusa akan datang untuk minum. Terkadang kamu akan menemukan jejak serigala di lumpur dan batu mirip mata panah yang cukup untuk membuat kalung dan berpura-pura menjadi kepala suku Indian.

Ada semak berduri yang menyembunyikan buah ungu yang kamu campur menjadi ramuan cinta, dan gubuk berasap yang mungkin milik pemburu atau ratu penyihir jahat.

Yang dia miliki adalah hutan tabung dan kabel, selang infus dan kotak elektronik kecil. Dia memiliki tempat tidur yang dapat dinaikkan atau diturunkan dengan tombol. Dia bukan seorang putri tetapi dia memiliki seorang pelayan yang berlari setiap kali jantungnya gagap.

Kamu tak bisa memberinya hutanmu.

Dan kamu tak bisa memberinya danau tempat ikan-ikan kecil menggerigit kulit kaki. Kamu tidak bisa memberinya terjun dari dermaga dan gigil air dingin di hari yang panas. Kamu tidak bisa memberinya teman terbaik yang mengikutimu ke mana saja dan mendengarkan semua mimpi liarmu dan membantu Anda mengikat rakit gedebok pisang untuk berlayar "ke ujung dunia."

Kamu tidak bisa benar-benar memberikan apa pun padanya, selain seorang pria cemberut dengan mata sendu yang dalam dan mantel putih panjang yang hanya menjanjikan dunia padanya, dan janji mereka tidak murah. Dan mereka berhenti memberinya janji berbulan-bulan lalu.

Saat dia bersandar di ranjang rumah sakitnya yang sempit, kamu menyibak tirai jendela.

Langit ada di sana, jadi kamu berjanji padanya. Dan setiap bulan dia membuatnya, kamu memberinya planet lain. Itulah semua yang kamu miliki. Bulan depan Jupiter, kamu memberitahunya, di mana langit adalah badai merah yang taida akhir dan dunia cukup besar untuk seribu dunia menghilang seperti satu kali kejadian di hutan pada sahabatmu....

Kamu bertanya-tanya, apakah dia akan pernah membuat kenangan seperti yang kamu lakukan saat tumbuh dewasa? Apakah gadis mungilmu akan pernah membuat kenangan meski sebaris?

Kamu dapat memberinya setiap bintang di langit, tetapi bukan dunia luar. Janjimu tak berarti sama sekali.

Tapi kamu terus membuatnya.

Kamu mematikan televisi ketika dia tertidur sambil memegang surga di tangannya, dan dengan hati-hati memetik matahari dan hatimu dari sela-sela jari-jarinya dan memasukkannya kembali ke dalam saku kanan depan bajunya.

Besok adalah tanggal satu dan kamu harus memikirkan bagaimana rupa cakrawala Merkurius.

Dan kamu membayangkan bagaimana perasaanmu saat ini.

Dan kemudian kamu tersadar. Ini adalah kenangan yang akan dia miliki. Bukan hutan dan danau dan anak laki-laki liar dengan tombak pelepah pisang.

Kamu. Hanya kamu yang duduk di bawah cahaya putih yang menyilaukan, memberi tahu dia seperti apa bulan-bulan di dunia lain saat dia mungkin hidup dan mungkin tiada.

Jadi sebaiknya kau buat cerita yang bagus, Ayah! 

Karena dia akan mengingat selamanya, dan itu yang akan menjadi satu-satunya kenangan yang dia miliki.

Bandung, 4 Januari 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun