Kamu tidak bisa benar-benar memberikan apa pun padanya, selain seorang pria cemberut dengan mata sendu yang dalam dan mantel putih panjang yang hanya menjanjikan dunia padanya, dan janji mereka tidak murah. Dan mereka berhenti memberinya janji berbulan-bulan lalu.
Saat dia bersandar di ranjang rumah sakitnya yang sempit, kamu menyibak tirai jendela.
Langit ada di sana, jadi kamu berjanji padanya. Dan setiap bulan dia membuatnya, kamu memberinya planet lain. Itulah semua yang kamu miliki. Bulan depan Jupiter, kamu memberitahunya, di mana langit adalah badai merah yang taida akhir dan dunia cukup besar untuk seribu dunia menghilang seperti satu kali kejadian di hutan pada sahabatmu....
Kamu bertanya-tanya, apakah dia akan pernah membuat kenangan seperti yang kamu lakukan saat tumbuh dewasa? Apakah gadis mungilmu akan pernah membuat kenangan meski sebaris?
Kamu dapat memberinya setiap bintang di langit, tetapi bukan dunia luar. Janjimu tak berarti sama sekali.
Tapi kamu terus membuatnya.
Kamu mematikan televisi ketika dia tertidur sambil memegang surga di tangannya, dan dengan hati-hati memetik matahari dan hatimu dari sela-sela jari-jarinya dan memasukkannya kembali ke dalam saku kanan depan bajunya.
Besok adalah tanggal satu dan kamu harus memikirkan bagaimana rupa cakrawala Merkurius.
Dan kamu membayangkan bagaimana perasaanmu saat ini.
Dan kemudian kamu tersadar. Ini adalah kenangan yang akan dia miliki. Bukan hutan dan danau dan anak laki-laki liar dengan tombak pelepah pisang.
Kamu. Hanya kamu yang duduk di bawah cahaya putih yang menyilaukan, memberi tahu dia seperti apa bulan-bulan di dunia lain saat dia mungkin hidup dan mungkin tiada.