Klik.Â
Roda gigi dari kuningan berputar saling mengunci, dan dengungan rendah terpancar dari dada Mimi. Anak kecil itu hidup kembali, dan Diana duduk di seberang putrinya. Dia menatap mata kaca cokelat dan menangis.
Lengan Mimi terangkat dan turun, tangannya berputar, jari membuka dan menutup. Kepalan jari yang mungil. Kepalanya menoleh dari kiri ke kanan dan kembali lagi dalam gerakan yang lambat dan canggung. Diana berjalan ke kepala meja dan meraih ke balik kemeja suaminya. Dasar tengkorak, belok ke kiri. Martin tampak hidup dalam setelan tiga potong bergaris-garisnya. Mata hijaunya mengamati ruangan, dan tangannya membentur meja. Tersenyum lebar. Wajahnya selamanya dinaungi bayangan janggut tumbuh sehari.
Diana melangkah mundur dan mengagumi keluarganya---sebelum tangan Tuhan mencabik-cabik jiwanya.
Maria meremas bahu Diana sebelum menuju pintu keluar.
***
Diana menutup koper dan duduk di meja bersama Tuan Bobo, Nikki, Nanuk, Mimi, dan suaminya, Martin. Raut kepuasan terpancar di wajahnya.
Diana menyesap dari segelas air mineral dengan es. Mimi dan Martin melanjutkan gerakan mereka, bagian dalam mereka berputar dengan detak jantung yang berasal dari motor servo.
Hari ini adalah ulang tahun kelima putrinya, dan itu adalah hari yang paling istimewa.
Bandung, 23 Desember 2021