Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menolak Takdir

23 Desember 2021   20:43 Diperbarui: 23 Desember 2021   20:44 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeda panjang di antara kedua wanita itu.

"Yah, aku membayangkan kamu siap untuk menyatukan kembali keluargamu."

"Bisakah kita pindah ke ruang makan? Makan malam hampir siap."

"Tentu saja kita bisa, tentu saja."

Maria memasukkan tangannya ke dalam lingkaran pegangan berbalut kulit dan membawa koper itu ke ruang makan. Diana mengikuti, menggigit bibirnya. Dia telah menerima Martin tiga bulan sebelumnya. Maria telah menjelaskan bahwa anak kecil membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. 'Halus dan canggih' adalah kata yang dia gunakan.

Koper. Lilin dan kue.

Maria melangkah ke samping. Diana membuka kait kuningan kembar yang menahan koper tetap tertutup. Agak ragu-ragu, dia mengangkat tutupnya sedikit. Menoleh ke Maria yang mengangguk setuju.

"Santai saja."

Diana membuka koper. Bagian luar kulit cokelatnya kontras dengan interior beledu biru. Diana mencondongkan tubuh ke depan, meraih ke dalam koper dan dengan lembut mengeluarkan anak itu. Dia menggendong Mimi-nya, berhati-hati agar tidak mengusutkan gaun biru dan putih putrinya.

"Oh Maria, dia sempurna."

"Dan warnanya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun