Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sumini

12 Agustus 2021   22:52 Diperbarui: 12 Agustus 2021   23:35 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu Jumat malam, orang tuaku pergi berakhir pekan. Aku harus tinggal di rumah Sumini. Ini adalah kesempatan yang tidak kuduga sama sekali. Baru-baru ini aku menemukan kerangka ular di semak-semak. Kerangka itu kutetesi dengan cat merah. Aku meletakkannya di lemari dapur Sumini.

Menjelang tengah malam, ayahku mengetuk pintu. Ketika tidak ada jawaban, dia membuka pintu yang tak terkunci, menyalakan lampu dan berseru, "Ya, Tuhan!" dan jatuh tersandung ke belakang.

Beberapa detik sebelum ayah menutup pintu, aku melihat Sumini mengambang di udara, menatapku.

Kemudian, orang tuaku memberitahu bahwa Sumini berhenti. Mereka tidak pernah membicarakannya lagi. 

Seminggu kemudian kami pindah ke luar pulau.

***

Bertahun-tahun kemudian, pekerjaan membawaku kembali. Saat check-in di hotel, karyawan hotel melihat namaku dan berkata, "Hei, nama Anda mirip dengan anak yang membunuh pengasuhnya."

Malam itu aku mendengar kisah yang tak diceritakan orang tuaku ketika kami pindah. Sumini gantung diri. Dia meninggalkan catatan:

bocAh ibLiS

Cerita berkembang dan entah bagaimana aku disebut sebagai pembunuhnya. Karyawan hotel mengatakan orang-orang tua mempercayainya. Aku hanya bisa berpikir betapa bodohnya manusia yang percaya takhayul. Yang kulakukan hanyalah semacam permainan kanak-kanak, tidak lebih. Pasti ada hal lain yang menyebabkan Sumini gantung diri. Orang tidak bunuh diri karena trik kekanak-kanakan.

Aku mendengarkan cerita karyawan hotel sekali lagi dan kembali mengubur Sumini ke bawah alam sadarku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun